Seorangguru spiritual sejati tak akan memintamu untuk patuh total kepada dirinya dan memujanya. Tetapi, ia akan membantumu untuk menemukan dan memuliakan dirimu sendiri. Para guru sejati bagai cermin bening yang menangkap cahaya Tuhan lalu memancarkannya. Para guru sejati dalam pandangan para guru sejati dan bijakbestari hadir untuk membagi
Dalam aspek filosofi atau spiritual kebatinan dikenal adanya istilah Aku dan Guru Sejati. Aku adalah orang yang bersangkutan yang sedang mempelajari ilmu. Guru Sejati adalah pihak yang memberi ajaran. Istilah Aku dan Guru Sejati ada dalam semua jenis keilmuan, yang tradisional maupun yang modern, tetapi dalam halaman ini pengertiannya dimaksudkan pada aspek filosofi dari ilmu kebatinan dan spiritual. Di dalam semua jenis keilmuan, ada semacam penjurusan dalam pelajarannya, termasuk di dalam keilmuan kebatinan dan spiritual. Yang pertama adalah aspek pengetahuan yang mengarah kepada aspek filosofi atau spiritual dari sesuatu ilmu yang menjadi ukuran kedalaman ilmu seseorang. Yang kedua adalah ilmu-ilmu atau kekuatan dari keilmuan itu sendiri yang menjadi ukuran ketinggian ilmu seseorang. Pelajaran mengenai aspek filosofi atau spiritual dari sesuatu ilmu seringkali diabaikan oleh orang-orang yang sedang menuntut ilmu. Orang lebih tertarik untuk segera dapat menguasai ilmu-ilmu tertentu yang dipandangnya berguna atau hebat dan kelihatan hasilnya. Sedangkan aspek filosofinya sendiri seringkali diabaikan, karena dianggap hanya formalitas saja dan dianggap hanya pelajaran moral budi pekerti saja yang tidak terkait langsung dengan keilmuannya. Kecenderungannya, orang tersebut akan suka pamer ilmu dan merasa hebat karena merasa berilmu. Padahal, pelajaran mengenai aspek filosofi atau spiritual dari sesuatu ilmu, selain dimaksudkan sebagai ajaran moral dan budi pekerti, tetapi juga merupakan bahan untuk memperdalam suatu keilmuan. Bila aspek filosofi ini ditekuni dengan sungguh-sungguh akan dapat membawa pencapaian keilmuan seseorang kepada tahapan yang tak terduga. Orang berilmu yang juga menekuni aspek filosofi dari keilmuannya, maka ilmunya bukan hanya tinggi, tetapi juga dalam. Aspek filosofi ini menjadi ukuran kedalaman ilmu seseorang dan keilmuan yang dalam dapat menenggelamkan / menangkal keilmuan yang tinggi. Dan seringkali terjadi bahwa orang yang ilmunya tinggi ternyata kalah / tenggelam oleh orang yang ilmunya dalam. Bahkan ilmu yang tinggi dapat dihapuskan / dipunahkan oleh orang yang ilmunya dalam. Orang yang menekuni ilmu kebatinan / spiritual melalui suatu keguruan biasanya akan diajarkan ilmu-ilmu yang sudah menjadi bagian dari program keilmuannya, ada paket kurikulumnya. Biasanya pada tahapan terakhir seseorang belajar ilmu, dia akan diajarkan ilmu-ilmu tertinggi dan ilmu-ilmu pamungkas perguruan itu. Tetapi biasanya masih ada ilmu lain yang tidak diajarkan kepadanya, yaitu ilmu kesepuhan, yaitu ilmu yang hanya akan diajarkan kepada seseorang yang dinilai secara watak dan kepribadian orang tersebut sudah cukup sepuh. Semua ilmu yang diterima oleh seorang murid, biasanya hanya terbatas pada materi keilmuan saja. Ilmu kesepuhan yang diterima seseorang biasanya selain berisi materi ilmu-ilmu tertentu, juga berisi ajaran filosofi tentang materi ilmunya, cara-cara meningkatkan kualitas ilmu, rahasia-rahasia ilmu dan rahasia-rahasia menangkal suatu ilmu, sampai cara-cara menyatukan ilmu seseorang dengan dirinya sehingga seseorang bukan hanya memiliki banyak koleksi ilmu, tetapi ilmu itu juga menyatu dengan dirinya, dan cara-cara memaksimalkan pengembangan penguasaan keilmuan ke tingkatan yang lebih tinggi dan sekaligus dalam, dan memaksimalkan kekuatan diri sendiri sampai membangun kekuatan yang tinggi dengan penyatuan diri dengan alam semesta pengertian alam semesta disini bukan hanya alam lingkungan manusia tinggal, atau bulan, bintang, matahari, dsb, tetapi juga kekuatan dari roh-roh lain dan kekuatan dari roh ke-Tuhan-an. Biasanya ilmu kesepuhan yang diajarkan seorang guru kepada muridnya adalah hasil pencapaian pribadi sang guru. Berbagai ilmu kesepuhan yang ada akan semakin berkurang pada generasi berikutnya, karena selain sedikitnya pribadi yang dianggap pantas menerima ilmu tersebut sehingga ada ilmu yang tidak diturunkan, biasanya seseorang murid juga sudah puas dengan apa yang sudah dimilikinya, sehingga tidak ada dorongan dari dirinya sendiri untuk memperdalam ilmu. Begitu juga dengan aspek filosofi dari keilmuan seseorang, hanya sedikit sekali yang mendalaminya. Pengertian Aku dan Guru Sejati dalam tulisan ini hanya dimaksudkan dalam bidang keilmuan kebatinan dan spiritual saja. Sebenarnya pengertian Aku dan Guru Sejati hadir dalam banyak bidang kehidupan dan segla aspek. Pada tingkatan keilmuan yang tinggi sosok guru sejati ini merupakan pengejawantahan kegaiban seseorang yang menuntun seseorang mengerti dan menguasai keilmuannya dengan lebih mendalam dan menyeluruh dan akhirnya memunculkan juga kemampuan weruh sakdurunge winarah mengetahui sesuatu sebelum itu terjadi, mengetahui masa depan, dan menajamkan indera keenam-nya yang terkait dengan keilmuannya. Pada tingkatan keilmuan yang tinggi Guru Sejati ini adalah sukma kita atau roh sedulur papat kita sendiri, ditambah sukma-sukma dan pribadi-pribadi tertentu yang sudah mengayomi kita secara langsung maupun tidak langsung. Guru sejati ini yang akan menuntun kita dalam olah kebatinan dan spiritual, yang dapat menuntun kita mempelajari dan mengetahui hal-hal tertentu yang akan sulit kita ketahui bila hanya melakukan pencarian sendiri, apalagi mengenai pengetahuan yang sifatnya berdimensi tinggi. Guru sejati ini yang akan mendatangkan / mengajarkan berbagai macam pengetahuan kebatinan spiritual dalam bentuk ajaran langsung, wangsit / wahyu ataupun ilham. Dalam proses laku menekuni ilmu, Aku berperan mengendalikan segala sesuatu yang dilakukan. Dalam semua laku pencarian pengetahuan, mempelajari kebenaran dan aspek pengetahuan di dalamnya, keberadaan sosok guru sejati akan sangat berguna untuk menuntun ke arah pengetahuan yang benar dan dalam tempo yang lebih singkat, dibandingkan bila harus melakukan pencarian sendiri. Sosok guru sejati ini bisa siapa saja, bisa seorang guru manusia, bisa khodam ilmu / pendamping, bisa roh-roh leluhur, bangsa jin, dewa, dsb. Bila kemudian aspek suatu pengetahuan sudah didapatkan, bila tidak ada lagi guru yang dapat menuntunnya, dia dapat melakukan pencarian sendiri ke dimensi pengetahuan yang lebih tinggi mengandalkan kemampuan batin dan sukmanya sedulur papatnya. Aspek Aku dan Guru Sejati ini ada pada semua bidang kehidupan kita sehari-hari, bukan hanya dalam bidang keilmuan batin spiritual. Kita sendiri kadangkala bisa merasakan adanya ajaran-ajaran yang berupa ide-ide dan ilham yang mengalir di dalam pikiran kita. Mengalirnya ide dan ilham di dalam pikiran kita bisa menjadi suatu bentuk “ajaran” sebagai sumber inspirasi untuk ditindaklanjuti, bisa juga adalah jawaban dari pencarian kita. Begitu juga manusia yang hidup di negara maju. Mereka yang menjadi penemu, peneliti, atau pengembang suatu teori ilmiah, pengetahuan, ataupun peralatan modern dan canggih, mereka melakukannya bukan dengan semata-mata mendasarkan pada kecerdasan otak mereka, tetapi terutama mendasarkan diri pada kecerdasan mereka untuk mendayagunakan mengalirnya ide dan ilham di dalam pikiran mereka sebagai sumber inspirasi untuk ditindaklanjuti, bisa juga itu adalah solusi dari permasalahan mereka. Karena itu mereka sangat menghargai ide-ide, pendapat dan pemikiran-pemikiran orang lain walaupun berbeda dengan pemikiran dan pendapat mereka, dan semua perbedaan itu akan menjadi bahan untuk ditindaklanjuti, yang menginspirasi mereka untuk maju membangun. Kontras sekali dengan kehidupan kita disini yang sangat mengagungkan ego dan ke-Aku-an, yang tidak menghargai perbedaan pendapat, malah cenderung mendikte, mengeliminasi / menindas adanya perbedaan pandang, sehingga hidup kita penuh dengan dogma dan doktrin, yang menyebabkan kehidupan kita sulit sekali untuk maju dan peradaban kita sulit sekali untuk menjadi modern. Kehidupan peradaban modern tidak semata-mata diisi dengan pembangunan fisik, peralatan modern atau kekayaan materi, tetapi terutama adalah sikap hidup masyarakatnya yang modern, yang selalu berpikir dan bersikap positif dalam segala hal, yang bersifat membangun, bukan destruktif dan menindas. Contoh Aku dan Guru Sejati yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari adalah cerita tentang suatu mahluk hidup yang disebut kuman, yang sering disebut sebagai penyebab suatu sakit / penyakit, yang sedemikian kecilnya ukuran tubuhnya sehingga tidak dapat diinderai dengan mata kita, hanya dapat dilihat melalui mikroskop. Bagi kita yang belum pernah melihatnya secara langsung, kita hanya bisa percaya. Walaupun tidak bisa membuktikan sendiri kebenarannya, tetapi kita percaya, karena kita banyak menerima cerita kedokteran, juga karena ada bukti-bukti berupa foto-foto gambarnya. Manusia di bidang kedokteran / kesehatan atau petugas laboratorium biologi / mikrobiologi dapat menuntun dan mengajar kita, menjadi guru sejati kita, bila kita ingin melihatnya sendiri dan membuktikan kebenarannya berikut aspek pengetahuan di dalamnya. Begitu juga dengan keberadaan mahluk halus di sekitar kita, yang tidak dapat diinderai dengan mata kita. Bila secara rasa batin kita dapat merasakan keberadaannya, kita dapat memperjelas dengan cara penglihatan gaib, atau dengan cara kebatinan / spiritual yang lain. Kemampuan melihat gaib dan berkomunikasi dengan gaib akan sangat berguna untuk melihat sendiri kebenaran keberadaannya. Kemampuan melihat gaib dan berkomunikasi dengan gaib juga akan sangat berguna untuk mendapatkan sosok-sosok gaib yang dapat menuntun kita mengetahui hal-hal gaib yang akan sulit kita ketahui bila hanya melakukan pencarian sendiri, apalagi mengenai pengetahuan gaib yang sifatnya berdimensi tinggi. Pada tingkatan keilmuan yang tinggi Guru Sejati ini adalah sukma kita atau roh sedulur papat kita sendiri, terutama ketika sudah tidak ada lagi suatu sosok yang dapat mengajar dan membimbing kita. Ketika masih dalam kondisi awam, roh para sedulur papat akan bersama-sama dengan kita dalam proses belajar mereka juga ikut belajar, tetapi perkembangan belajar mereka jauh lebih cepat daripada kita, karena secara roh mereka mengetahui hal-hal yang tidak kita ketahui secara fisik dan dapat kemudian memberitahukan pengetahuan mereka kepada kita berupa ide-ide dan ilham atau penglihatan gaib yang mengalir dalam pikiran kita. Mereka mengerti seluk-beluk kehidupan kita, termasuk pekerjaan kita yang terkait dengan teori dan alat berteknologi tinggi ataupun teori-teori ilmiah tingkat tinggi. Karena itu bila kita aktif memperhatikan interaksi / pemberitahuan dari mereka itu, kita akan lebih mudah dalam mempelajari sesuatu apapun dalam kehidupan kita dan tidak akan menemukan jalan buntu di dalam suatu permasalahan. Mereka akan aktif hadir di dalam perenungan-perenungan. Roh kita sebagai Pancer, sebenarnya juga bersifat roh, sehingga juga dapat mengetahui hal-hal yang bersifat roh. Tetapi secara duniawi roh Pancer ini terbelenggu dalam kehidupan biologis manusia, sehingga manusia tidak peka dengan hal-hal yang bersifat roh. Karena itu seringkali seseorang harus bisa membersihkan hati, pikiran dan batinnya, harus bisa melepaskan belenggu keduniawiannya, untuk bisa mendalami hal-hal yang bersifat roh dan keTuhanan. Di dalam proses pencarian spiritual, roh sedulur papat dan roh para leluhur akan saling berinteraksi, menjadi Guru Sejati yang akan berperan mendatangkan / mengajarkan ilmu dan pengetahuan kepadanya, walaupun orang yang bersangkutan tidak mengetahui siapa sajakah para pribadi yang sudah menjadi guru sejatinya. Itulah sebabnya, seseorang yang mempunyai garis keturunan orang ilmu akan lebih mudah mempelajari sesuatu ilmu, dibanding orang lain yang tidak mempunyai garis keturunan orang ilmu. Sesuatu objek yang sudah kita ketahui keberadaannya, kemudian kita pelajari sisi pengetahuan spiritualnya, aspek asal-usul keberadaannya, sifat-sifatnya, tujuan keberadaannya, apa saja perbuatannya, dsb. Secara pribadi pengetahuan itu akan menjadi pengetahuan yang bersifat kebatinan / spiritual, walaupun yang kita pelajari adalah bidang teknis modern. Seseorang yang mempelajari dunia spiritual, atau bahkan yang digelari master spiritual sekalipun, tidak berarti ia mengetahui segala-galanya. Tentang aspek pengetahuan apa saja yang diketahuinya dan akan menjadi sejauh mana pengembangan spiritualitasnya akan tergantung pada interest masing-masing. Dan sosok guru sejati yang bersamanya akan mengajarkan segala sesuatu sesuai bidang pengetahuannya masing-masing. Seseorang yang sudah mendapatkan pencerahan’ tentang sesuatu, apapun itu, sudah seharusnya ia berusaha mengenali siapa sajakah yang telah menjadikannya kaweruh, kemudian memberikannya penghormatan khusus dan mendekatinya untuk mendapatkan pengajaran yang lebih lanjut dan mendalam. Siapa tahu mereka yang telah berkenan kepadanya itu ada juga para leluhurnya yang telah menerima wahyu kesepuhan, yang kemudian jika mereka berkenan membuka diri lebih lanjut, mungkin segala sesuatu “ilmu” akan diturunkan kepadanya, walaupun yang sedang dipelajarinya itu adalah pengetahuan teknis modern futuristik masa depan. Mungkin juga kemudian para Dewa-pun akan berkenan menurunkan wahyu keilmuan / spiritual kepadanya. Aspek penting Guru Sejati hadir di dalam keilmuan kebatinan dan spiritual dengan penekanan pada usaha untuk mengenali siapa saja yang menjadi guru sejatinya dalam proses keilmuannya, supaya seseorang bertekun kepada gurunya itu untuk mendapatkan bimbingan yang mendalam. Ketika sudah tidak ada lagi suatu sosok yang dapat menjadi guru pembimbing, maka roh sedulur papat akan menjadi pembimbingnya yang utama, yang akan aktif memberikan ide dan ilham, penglihatan gaib, dan jawaban dari berbagai pencarian dan pertanyaan, dan menuntun pada pengetahuan yang lebih tinggi untuk ditindaklanjuti. Inilah aspek penting dalam dunia kebatinan jawa yang menekankan pengenalan pada roh sedulur papat, sehingga muncul konsep Sedulur Papat Kalima Pancer sebagai Guru Sejati bagi seseorang yang penekanannya adalah pada penyatuan interaksi antara seseorang Pancer dengan para roh sedulur papatnya. Dan bila saja para dewa berkenan sehingga seseorang menerima suatu wahyu keilmuan / spiritual / kesepuhan dalam dirinya, maka keberadaan wahyu itu akan melipatgandakan kemampuan orang tersebut dalam memahami dan mempelajari pengetahuan yang berdimensi tinggi termasuk pengetahuan yang bersifat teknologi modern masa depan. Biasanya sedulur papat akan aktif tersugesti oleh laku pancernya, yaitu akan aktif mengikuti apa saja yang dijalani oleh pancernya orangnya, baik dalam laku kebatinan dan spiritual maupun dalam aktivitas kehidupan modern, apalagi yang bersifat pengetahuan tingkat tinggi dan berdimensi tinggi. Dalam kondisi itu aktifnya sedulur papatnya adalah karena tersugesti oleh laku pancernya, sedulur papatnya akan aktif mencarikan inspirasi dan pengetahuan berdimensi tinggi dan memberitahukannya kepada pancernya, sehingga pancernya juga menjadi tahu. Dalam kondisi yang seperti ini pancernya sudah bisa menjadikan sedulur papatnya itu sebagai Guru Sejati-nya yang mengajarkan segala sesuatu pengetahuan kepadanya, yang memberikan banyak pengetahuan dan inspirasi untuk ditindaklanjuti. Dalam proses belajar, banyak pihak yang bisa menjadi Guru Sejati kita, terutama adalah pihak-pihak yang nyata-nyata sudah mengajar kita, yang sudah menjadikan kita menguasai suatu ilmu atau pengetahuan. Konteks Sedulur Papat sebagai Guru Sejati kita muncul ketika tidak ada lagi pihak yang menuntun dan memberi kita ajaran, sehingga kita harus mempelajarinya sendiri. Dalam kondisi ini kita mempelajari sesuatunya sendiri, mengandalkan kecerdasan pikiran dan kecerdasan batin kita sendiri. Dalam kondisi ini interaksi dengan sedulur papat akan lebih intensif, berupa mengalirnya ide dan ilham sebagai inspirasi untuk ditindaklanjuti, walaupun tidak kita sadari bahwa ide dan ilham itu berasal dari para roh sedulur papat. Keilmuan dan pengetahuan yang didasarkan pada kesadaran akan kesejatian manusia akan dapat dengan lebih cepat berkembang dan meningkat, karena manusia yang menyadari kesejatiannya akan juga mengenal potensinya sebagai mahluk biologis dan sebagai mahluk roh. Pengetahuan yang tidak diketahui secara fisik manusia akan dapat diketahui secara roh. Dan apa yang sudah dapat diketahui secara roh akan menunjang pengetahuan duniawi manusia. Tidak selamanya dalam semua hal yang kita tekuni kita akan menemukan suatu sosok yang dapat mengajar atau membimbing kita. Aspek roh sedulur papat menjadi penting karena mereka selalu ada pada kita, dan apapun kebaikan dan kekuatan yang dimiliki oleh sedulur papat itu, efeknya akan selalu berimbas kepada kita, menjadi kebaikan dan kekuatan kita juga, karena mereka adalah bagian dari diri kita sendiri. Kekuatan mereka dan penghayatan kita pada kebersamaan mereka, akan mewujudkan suatu kekuatan batin dan sukma yang akan berguna dalam melandasi kemantapan perbuatan-perbuatan dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena itu seringkali dikatakan, dalam hubungannya dengan kebatinan jawa, bahwa ilmu seseorang sudah mencapai puncaknya apabila sudah dapat menemui wujud Guru Sejati, yang tidak lain adalah roh sedulur papat, yang wujudnya secara halus benar-benar mirip orang yang bersangkutan. Tetapi sebenarnya itu barulah awal dari suatu tahapan yang penting. Hanya sekedar bisa melihat atau bertemu dengan roh sedulur papat tidak akan berarti apa-apa dan tidak akan memberi manfaat apa-apa. Tetapi kesempurnaan akan didapatkan jika seseorang bisa mendayagunakan kesatuan sedulur papat dengan orang itu sendiri dalam setiap usaha dan perbuatannya. Pendayagunaan roh sedulur papat sebagai Guru Sejati dapat dilakukan dengan memperhatikan semua pemberitahuan dari mereka yang berupa rasa dan firasat, penglihatan gaib, ide dan ilham, dan jawaban dari berbagai pertanyaan dan permasalahan, atau menjadikannya sebagai satu kekuatan batin dan sukma yang mendasari perbuatan-perbuatan, atau pada tingkatan yang lebih tinggi dapat mendayagunakannya sebagai suatu pribadi yang bisa diajak berpikir dan berkomunikasi seolah-olah mereka adalah sosok-sosok roh lain yang berdiri sendiri-sendiri. Dalam pencapaian kebatinan dan spiritual yang tinggi orang akan mencari kekuatan tertinggi dalam kehidupan manusia, sehingga kemudian mereka akan menemukan konsep tentang Tuhan, yang kemudian “Tuhan” itu ditindaklanjuti dalam pencarian kebatinan spiritual mereka dan kekuatan Tuhan itu Roh Agung Alam Semesta akan mengisi juga kekuatan mereka. Karena itulah pada tingkat kebatinan spiritual yang tinggi orang akan bertekun dalam kebatinan spiritual ketuhanan dan menyelaraskan sikap batin dan cara hidup mereka dengan sifat-sifat Tuhan yang mereka kenal, bukan menyelaraskan diri dengan kekuatan alam dan duniawi lagi. Pada tingkatan ini diyakini bahwa yang menjadi Guru Sejati mereka adalah Tuhan Roh Agung Alam Semesta dan sedulur papat mereka, yang diyakini sudah menginspirasi mereka dan memberikan kekuatan dan perlindungan kepada mereka, sehingga kemudian orang akan sampai pada konsep-konsep hubungan manusia dan Tuhan seperti konsep Manunggaling Kawula Lan Gusti, Sangkan Paraning Dumadi, Sukma Sejati, dsb.. Penekanan terhadap Aku, menjadikan seseorang mudah puas diri dan sombong atas apa yang telah berhasil diraihnya. Semua yang telah dicapainya dan yang dimilikinya dianggapnya sebagai hasil usahanya sendiri, hasil prestasinya sendiri, sering melupakan siapa saja yang telah berjasa atas apa yang telah diraihnya. Semua yang dilakukannya hanyalah untuk mengejar kepuasan diri dan ke-Aku-annya. Pengenalan diri terhadap Aku dan Guru Sejati akan menjadikan seseorang lebih mengenal dirinya, dan mengetahui sejauh mana pengembangan yang akan bisa dilakukannya. Pengenalan diri terhadap Aku dan Guru Sejati akan menjadikan seseorang lebih mampu menerima ide-ide / ilham / wangsit untuk pengembangan diri dan kepribadiannya. Pengenalan diri terhadap Aku dan Guru Sejati akan menjadikan seseorang mau belajar dan menerima ajaran dari siapa saja yang berguna untuk pengembangan diri dan kepribadiannya, dan tidak akan merendahkan seseorang ataupun suatu ajaran. Pengenalan diri terhadap Aku dan Guru Sejati akan menjadikan seseorang berusaha mengenali siapa sajakah yang telah memberinya ajaran, kemudian memberikannya penghormatan khusus dan mendekatinya untuk mendapatkan pengajaran yang lebih lanjut dan mendalam. Guru bisa dicari kemana saja, jika diperlukan, dari satu guru ke guru lain yang lebih tinggi. Hasil pencapaian seseorang tergantung pada usahanya sendiri dan pribadi guru yang menjadi pembimbingnya. Pencarian spiritual yang tinggi akan membawa seseorang kepada suatu tahapan yang tak terduga. Masing-masing guru akan memberikan pencerahan’ kepada yang diajarnya. Ketekunan kepada Guru Sejati akan mengantarkan seseorang kepada tingkat Tercerahkan. Wassalam…
Pasal8— Guru yang di kirim Allah. "Pikirkan tentang Dia". Namanya disebutkan orang: "Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai" (Yesaya 9:5). MPS 65.1. Pada Guru yang dikirim Allah, surga memberikan kepada manusia yang terbaik dan yang terbesar. Ia yang berdiri dalam majelis Yang Mahatinggi, yang mendiami
Apa hubungan antara guru sejati dan cara menemukan tujuan hidup kita sebagai manusia?Dalam ilmu spiritual, bahasan ini menjadi hal yang sangat penting, jika kita tidak memioliki, atau belum tau tujuan hidup kita, maka belajar spiritual akan menjadi kurang efektif, tidak hanya ketika belajar spiritual, belajar apapun akan menjadi berkurang manfaatnya bila kita tidak tau kemana arah hidup kita. Ada yang menjadikan guru sejati yang ada di dalam diri kita sebagai tujuan utama, dan setelah mulai belajar spriitual dengan benar, akhirnya menjadi “ Hidup bersama Sang Guru dan berjalan bersama menuju Tujuan hidup yang hakiki”, apa bedanya dengan yang sebelumnya? Bagaimana cara menemukan tujuan hidup kita? Kita semua bangun setiap hari, tetapi hanya sedikit yang memiliki tujuan hidup. Orang-orang terus hidup tanpa menyadari untuk apa mereka ada di sini. Kita bahkan tidak tahu bahwa kita memiliki kekuatan sadar untuk mengendalikan hidup kita sendiri. Mayoritas dari kita hidup di tangan takdir dan kebetulan. Kita tidak pernah mencoba mengendalikan hidup kita. Selain itu, banyak dari kita merasa sulit untuk melihat kehidupan di luar masalah pribadi. Padahal, jika saja kesadaran yang kita miliki bisa sampai pada kesadaran spiritual, maka navigator kehidupan yang kita miliki did alam diri ini akan memandu, menemani, atau bahkan menolong kita untuk bisa mengendalikan hidup kita sendiri. Dan bahkan sang navigator kehidupan ini akan mengantar kita sampai pada Tujuan Hidup kita yang sebenarnya. Masing-masing dari kita begitu terikat dengan situasi hidup kita, sehingga sulit untuk mengalami hidup dengan cara lain. Ada keindahan dalam memiliki tujuan hidup. Apa enaknya hidup dengan memiliki tujuan hidup? Tujuan Anda memberi Anda arah dalam hidup. Anda hidup setiap hari dan itu juga dengan suatu tujuan. Anda memiliki sesuatu yang ingin Anda tuju. Ada arti keberadaan Anda. Anda memiliki sesuatu untuk dicapai dalam hidup. Dan apa enaknya memiliki navigator kehidupan? Siapa sih sebenarnya navigator kehidupan yang saya sebut juga sebagai guru sejati ini? Silahkan baca artikel berikut ini Guru Sejati Hidup tanpa tujuan itu hambar. Hidup tanpa navigator kehidupan itu membingungkan, seperti menjalani keseharian tanpa sahabat. Kegembiraan tidak hanya ada dalam kesuksesan, tetapi kegembiraan juga ada dalam upaya, dalam kegagalan, dalam bereksperimen dengan hidup Anda dan mendapatkan pengalaman yang tak terhitung banyaknya. Di sini, saya tidak berbicara tentang tujuan yang membabi buta – blind purpose, melainkan tujuan yang menambah kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup. Katakanlah, jika Anda berusaha keras setiap hari untuk menguasai keahlian yang Anda sukai, itu adalah hidup yang memiliki tujuan. Jika Anda memiliki mimpi, dan setiap hari Anda bekerja dan berjalan menuju impian Anda, itulah tujuan yang memenuhi hidup. Tujuan hidup Anda adalah milik Anda dan tidak ada hubungannya dengan orang lain, baik itu teman, istri, orang tua, atau siapa pun. Anda harus mencari tahu tujuan hidup Anda dan secara sadar mengarahkan hidup Anda ke arah itu. Jika menemukan sang guru sejati adalah tujuan hidup anda saat ini, maka Anda ada di jalur yang benar. Tujuan hidup yang paling utama adalah Sumber Kehidupan, sumber kehidupan adalah sumber dari segalanya. Dalam hidup kita menghadapi banyak situasi, tetapi ketika kita hidup dengan didampingi oleh navigator kehidupan maka kita akan memiliki pendamping yang paling mengferti tentang diri kita sekaligus tentang kehidupan itu sendiri. Jika kita hidup dengan navigator serta tau apa tujuan kita hidup di dunia ini, maka kita akan lebih mudah menghindari dan mengatasi setiap situasi sulit dalam hidup kita. Meskipun setiap situasi kehidupan tampaknya tidak sulit, Anda justru melewati proses kehidupan. Menemukan tujuan spiritual menemukan guru sejati bukanlah tentang menemukan makna hidup, melainkan tentang menjadi diri Anda yang terbaik saat Anda menjalani hidup. Anda dapat menemukan tujuan hidup Anda yang lebih tinggi melalui banyak jalur yang berbeda, termasuk meditasi dan doa, refleksi pribadi, dan berlatih kesehatan spiritual melatih pikiran, jiwa, energi spiritual . Baca juga artikel Guru Sejati – Tentang Menyembuhkan Dunia Seeking a spiritual purpose is its own reward. Orang yang belajar ilmu spiritual please…, bedakan antara ilmu spiritual dan supranatural menunjukkan banyak sifat positif. Itu termasuk berperilaku dengan cara yang ramah dan penuh kasih dan berjuang mewujudkan aktualisasi diri. Mereka juga meluangkan waktu untuk menikmati hidup dan berkembang di berbagai bidang seperti hubungan pribadi, harga diri, dan menemukan makna dalam hidup. Jika Anda menemukan diri Anda mencari tujuan sejati yang sangat spiritual tanpa sadar, nantinya – guru sejati - setelah bisa ditemui – bukanlah pemberhentian terakhir, masih ada lagi tujuan hidup yang lebih hakiki yang akan dituju , Anda dapat menempuh banyak jalur yang berbeda. Tetapi langkah pertama untuk menemukan tujuan hidup Anda yang lebih tinggi adalah memahami apa yang Anda cari. Untuk memahami, mendapatkan makna serta hikmah dari tiap momen yang ditemui dalam kehidupan, kita memerlukan hadirnya sang guru sejati, jika tidak,….kita membutuhkan pemikiran yang sangat mendalam, pemikiran yang tidak diganggu oleh diri palsu jiwa ego, jiwa amarah dan jiwa keinginan. Dengan hadirnya guru sejati yang menjadi navigator kehidupan, proses memahami ini akan mnejadi lebih mudah, efektif dan efisien. Anda dapat berjuang setiap hari dalam hidup Anda, atau Anda dapat membiarkan hidup berlalu begitu saja. Kenapa perjuangan merupakan aspek penting dalam hidup? Saya akan share pengalaman ini kepada Anda, jika Anda benar-benar berjuang dalam hidup, itu berarti Anda mempersiapkan diri untuk pengalaman hidup yang lebih besar dan lebih baik. Setiap hari Anda harus mempersiapkan diri untuk berusaha sekeras mungkin. Anda tidak membutuhkan masalah, Anda tentunya tidak menunggu untuk masalah, Anda tentunya tidak harus mencari masalah, untuk berjuang keras dalam hidup. Jika Anda berusaha keras dengan apa pun yang Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari, Anda membuka diri untuk kemungkinan-kemungkinan baru dalam hidup. Hidup adalah tentang pengalaman yang berbeda. Tetapi Anda dapat memiliki pengalaman itu, jika Anda berusaha pada saat ini, dan membawa kehidupan Anda saat ini ke tingkat berikutnya. Jangan takut mencoba hal baru dalam hidup Anda. Ambil langkah pertama itu. Dekati seseorang. Bicaralah sepenuh hati. Bicaralah apa yang Anda rasakan dan Anda akan melihat bahwa seluruh dunia telah terbuka untuk Anda. Mayoritas dari kita tidak memiliki tujuan, karena kita terlalu takut untuk menempuh jalan baru. Kita terlalu terikat pada proses kehidupan yang berulang-ulang. Kita takut karena tidak dibiasakan – karena banyak yang tidak tau caranya untuk melihat kehidupan di luar diri. Navigator hidup anda, Sang Guru Sejati ada di dalam diri kita semua, memberikan panduan panduan yang daris ekarang sudah ada, tapi sayangnya kita seringkali abaikan dan jarang kita sadari bahwa panduan itu datang dari sang guru sejati. Ini akan menjadi hal yang baru, menjadi pengalaman yang baru untuk kita semua. Ini membatasi pengalaman hidup kita. Ketika kita tidak terbuka pada hal-hal baru, situasi kecil yang sulit dapat membuat hidup kita terbalik. Kita hanya mempersiapkan diri untuk tantangan hidup, dengan menjelajahi jalan baru. Kita terlalu takut untuk mencoba hal-hal baru. Terkadang sulit untuk mengkomunikasikan apa yang sebenarnya kita inginkan dalam hidup. Ketika Anda memiliki tujuan hidup, Anda memberdayakan diri. Anda bertanya apa yang Anda inginkan dalam hidup. Dalam Alkitab, "Yesus Kristus dengan tepat mengutip," Mintalah dan Anda akan menerima. " Dalam hidup Anda harus mencari hal-hal yang Anda inginkan dan melakukan semua upaya yang mungkin untuk mencapainya. Baca juga artikel Bimbingan Guru Sejati Bikin Bijaksana Kegembiraan hidup adalah kehidupan yang berorientasi pada tujuan. Jika Anda memiliki tujuan, Anda mengembangkan jalan. Jika Anda tidak memiliki tujuan, Anda tidak memiliki jalan. Dengan tujuan, pikiran terfokus ke satu arah. Hanya pikiran yang terfokus yang mendapatkan hasil yang diperlukan. You are pure magic and you can explore your possibilities, if you are ready to push your limits Anda dapat menjelajahi semua kemungkinan yang ada, ini jika Anda siap untuk mendorong batas Anda. Hidup tidak terjadi begitu saja pada Anda, tetapi Anda memilih hidup Anda secara sadar atau tidak sadar. Jika Anda membiarkan kehidupan terjadi, cepat atau lambat kehidupan akan terlepas dari genggaman tangan Anda. Jika Anda secara sadar terhubung dengan hidup Anda dan secara aktif berpartisipasi di dalamnya, Anda pasti akan mendapatkan hasil maksimal dari usaha yang Anda lakukan. Imajinasi Anda memainkan peran besar dalam membawa hidup Anda ke depan. Jika Anda bisa melihat visi Anda dalam pikiran Anda, Anda juga bisa menciptakan jalan untuk mencapainya. Jika hal-hal tersebut tidak jelas dalam pikiran Anda, hal pertama dan terpenting yang perlu Anda lakukan adalah mendapatkan kejelasan dalam pikiran Anda. Kirimkan imajinasi anda kepada sang guru sejati, dan sang navigator kehidupan ini akan memproyeksikan apa yang and aimajinasikan ke alam semesta, dan kemudian seluruh penjuru alam semesta akan berkonspirasi untuk mewujudkan imajinasi Anda tersebut. Baca juga artikel Guru Sejati Mudahkan Kita Berkembang Dengan Kehidupan Setelah pikiran Anda jernih tentang ide atau visi Anda, akan lebih mudah untuk mewujudkannya menjadi kenyataan. Itu juga dapat mengambil peluang yang datang di depannya. Anda harus memberi tahu pikiran Anda, apa yang Anda inginkan, dan itu akan mewujudkan situasi dan keadaan untuk Anda. Anda dan pikiran Anda adalah dua hal yang terpisah. Pikiran Anda adalah milik Anda, tetapi Anda bukanlah pikiran Anda. Anda harus memberi tahu pikiran Anda apa yang Anda inginkan dan kemudian menunggu tanggapannya. Untuk itu Anda harus secara sadar terhubung dengan pikiran Anda. Jika anda belajar spiritual dengan benar, belajar ilmu spiritual yang pada akhirnya membuat anda dapat berkomunikasi secara interaktif dengan sang guru sejati, maka tema kesadarana dalah tema yang akan menjadi pokok bahasan sehari hari di kala belajar spiritual. Dalam kondisi kesadaran yang tepat kita akan bisa menaydari pikrian, menyadari lapisan lapisan jiwa. Hidup itu ajaib. Untuk merasakan keajaiban yang ada pada kehidupan Anda harus secara sadar terhubung dengan setiap aspek kehidupan About Erlangga Asvi
Bacajuga: Kecerdasan Bioenergi Sebagai Jalan Spiritual. 2. Mencari guru spiritual Islam yang menguasai ilmu agama dengan benar dan tepat. Seorang guru spiritual Islam sejati, biasanya memiliki pemahaman mengenai ilmu agama secara tepat dan benar. Ia akan bersikap bijak dalam menanggapi semua realita kehidupan berdasarkan ajaran agama.
Guru sejati akan menunjukkan jalan bagi anda, kemana harus melangkah, apa yang harus dikerjakan, bagaimana mendapatkan pelajaran atas setiap kejadian yang muncul – yang sesungguhnya kejadian tersebut berawal dari diri kita sendiri, bagaimana cara mendapatkan solusi paling baik dari setiap masalah yang timbul ketika kita sedang belajar memahami Sang Maha Kuasa. Guru sejati akan bisa anda dapatkan dengan mempelajari ilmu spiritual yang benar benar mengantar anda kehadapannya. Ilmu yang benar adalah ilmu yang bisa membawa anda melampaui teori dan filsafat, karena kedua hal tersbuet sebenarnya adalah hasil dari pengalaman belaka. Ilmu spiritual yang benar mampu membuat anda mengalami sendiri bukan hanya mendengar atau membaca kata si a atau si b. Pada umumnya penyesalan selalu datangnya terlambat. Hal ini seringkali terjadi pada seseorang yang lemah iman atau sebab ketidak tahuan. Percikan bibit salah jalan, diawali keliru meletakkan Tujuan hidup. Keduniawian adalah tujuan antara, tujuan akhir adalah kembali ke Tuhan. Menggapai sukses pribadi dalam rangka hidup bermakna bagi sesama, sebagai sarana mencapai tujuan akhir. Bila tujuan antara yaitu sukses keduniawian dijadikan tujuan akhir. . .Maka segala cara akan ditempuh, yang penting kaya, berkuasa menjadi presiden, gubernur bupati, Yang paling berbahaya dari aspek spiritual, mengadakan kerjasama,minta pertolongan mahluk halus atau khodam. Sadar atau tanpa sadar,orang tersebut telah menggadaikan akhiratnya. Dikemas dengan alasan sesamar apapun, hal ini termasuk katagori menduakan Tuhan. Banyak diantara kita yang berusaha mencari guru sejati, tapi yang ditemui bukanlah yang sejati, banyak diantara kita yang ingin bertemu dengannya malah terjebak pada mahluk-mahluk yang sebenarnya masih ciptaan belaka. Banyak diantara kita yang mempelajari ilmu spiritual untuk mencari sang guru, tapi yang didapat malahan jebakan dari asumsi pikiran belaka, ada juga yang terjebak dengan ego-amarah-keinginan yang ada did alam diri sendiri. Tapi bersyukurlah bagi yang tak terjebak pada mahluk mahluk yang hanya ciptaan sang Guru Sejati. Menjelang ajal tiba,kuasa-kuasa kegelapan tersebut,akan menjemput anda. Penyesalan saat sakaratul maut, terlambat sudah, saat itu anda tahu siapa yang menjemput. Jiwa atau roh anda akan dibawa di alam kehidupannya, sengsara tiada habisnya. Mulai sekarang. . . . sadarlah !,seberapa besar keinginanmu- serumit apapun masalahmu, minta tolonglah hanya kepada Sang Guru Sejati. Pahamilah, bahwa guru sejati adalah Tuhan itu sendiri, Tuhan telah memberikan sebagian dari dirinya sendiri kepada kita, sebagian dari dirinya tersebut adalah percikan cahaya Tuhan, percikan cahaya Tuhan ini ada di dalam diri kita semua. Bila kita bisa terhubung dengan percikan cahaya tersebut, maka kita akan bisa terhubung dengan Tuhan yang Maha Esa. Bila and aberuntung belajar ilmu spiritual yang benar, maka anda akan dihantar sampai dengan cahaya sejati, percikan cahaya Tuhan di dalam diri. Banyak orang sudah tahu dan paham atas keyakinan, Tuhan lah Yang Maha Kuasa. Sesembahan tempat bergantung dan memohon pertolongan segala kebuTuhan. Faktanya, Sang Guru Sejati tidak segera mengabulkan keinginannya, padahal iktiar dan doa selalu dipanjatkan. Ada fakta lain, melalui kuasa perantara mahluk ciptaanNya, ternyata lebih cepat terkabul. Kuasa perantara orang pintar,orang suci, leluhur suci-sakti, supranaturalis, dukun, ziarah kubur para tokoh, dll. Saya berdoa agar kita semua tak terjebak dengan kuasa perantara, saya berdoa supaya kita semua bisa mendapatkan ilmu spiritual yang mengantar langsung sampai kepada Sang guru Sejati yang ada di dalam diri kita. Kenyataan tersebut membuat hati bimbang, keyakinan ada di jalan persimpangan. Kemurnian meng ESA kan Tuhan menjadi ternoda, ganda keyakinan dalam mendapatkan pertolongan. Dualisme ganda keyakinan ini berjalan subur, bahkan mentradisi menjadi hal yang lumrah. Tersamar Tuhan hanya dijadikan stempel atas ijinNya, tapi justru terwujudnya hajat dari kuasa perantara. Posisi kuasa perantara menjadi penentu, bahkan ada yang mengAgungkan setara dengan Tuhan. dalam hal ini, perhatikan benar ilmu spiritual yangs edang anda pelajari, apakah benar itu membawa langsung kehadapanNya, ataukah....??? Bagi yang tak menjaga prinsip kemurnian dalam meng ESA kan Tuhan, kondisi tersebut dianggap wajar saja. Sebenarnya mudah saja bila kita semua bisa selalu mendapatkan bimbingan dari sang Guru Sejati, karena setiap langkah yang kita ambil akan selalu dalam bimbingannya, pengawasannya akan selalu hadir. Kondisi dilematis, subur terpola, mentradisi, dualisme tersamar kukuh dalam pembenaran. Permasalahan timbul bagi yang murni tidak mau menduakan kuasa Tuhan, sesamar apapun kemasannya. Diperlukan keteguhan prinsip disaat menentukan pilihan di jalan persimpangan. Pengenalan metodologi bagaimana kuasa Tuhan bekerja pada diri setiap manusia adalah solusi yang perlu disosialisasikan. Jangan khawatir, karena guru sejati akan selalu bersama kita semua, sampai kapanpun. Terkadang kita lah yang lupa bahwa sang guru ada didalam diri kita. Ya benar, kita hanya lupa,...karena dulu kita pernah tau, dan sesungguhnya kita adalah bagian dariNya. Pengetahuan atas metodologi bekerjanya kuasa Tuhan dalam diri kita ini sesungguhnya disebarkan oleh setiap utusannya, tapi sayangnya karena bahasa yang disampaikan tak bisa selalu dipahami dnegan mudah, dan lagi ad abanyak makna yang tersembunyi diantara kalimat kalimat tersebut. Secara sistematis juga kita dikondisikan untuk tak bisa memahaminya. Tapi....tak usah khawatir, karena Tuhan berkehendak untuk ditemui oleh mahluknya, maka secara sistematis juga alam semesta sebagai sistem maha besar yang dibuat olehNya memberi kita peluang dalam bentuk ilmu spiritual untuk dipelajari. Ilmu ini akan membawa anda langsung kehadapanNya. Menemui sang guru sejati akan menjadi bisa dilakukan tiap orang, seperti dahulu kala. Ilmu ini bukan lagi milik segolongan orang tertentu, bukan hanya segelintir orang yang layak untuk mempelajarinya, tapi semua bisa. Ikuti program pengembangan diri berbasis energi kesadaran yang akan mengantar anda sampai ke Guru Sejati yang ada di dalam diri anda sendiri, silahkan klik link di bawah ini untuk informasi lengkapnya silahkan klik link program diatas untuk informasinya Anda bisa hubungi saya setiap saat untuk mendaftar Coach Erlangga Hp Baca juga artikel lain yang terkait klik judul artikel untuk membaca About Erlangga Asvi
Padaawalnya Anda berteman dengan seseorang karena dia seru, unik dan menarik. Itu artinya kalian teman yang cocok dan punya minat yang sama. Kalian berteman dengan suka rela, bukan karena terpaksa. Itu penting. 3. Teman sejati itu memberi perhatian dan mau beradaptasi. Teman yang baik paling tidak pendengar yang baik.
– Mencari guru spiritual Islam, Kini di tengah masyarakat sering didengar istilah “guru spiritual”, namun tidak semua orang paham yang disebut sebagai guru spiritual. Guru spiritual ini memiliki tugas yang tidak sama dengan guru-guru di bidang pendidikan yang mengajar di sekolah atau mengajar privat. Pada hakikatnya, guru spritual ini bertugas mengajarkan kepada murid-muridnya tentang bagaiman cara mencapai kemuliaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Mencari guru spiritual Islam yang benar-benar paham agama islam secara kaffah tidaklah mudah, namun itu kewajiban kita agar paham agama islam dengan baik. Profesi sebagai guru spritual kini banyak dicari oleh berbagai kalangan masyarakat. Terutama kaum selebriti, politikus, ataupun seseorang yang memiliki jabatan tinggi di masyarakat atau pemerintahan. Dengan banyaknya kebutuhan akan jasa seorang guru spritual maka secara otomatis banyak orang yang mengakui dirinya sebagai guru spritual. Namun, bagi Anda yang ingin mencari guru spritual, tetaplah berpedoman kepada agama dengan mencari guru spiritual Islam yang sejati. Namun, sayangnya Anda harus lebih waspada agar tidak tertipu dengan aksi guru spiritual yang menjurus ke berbagai ritual yang bersifat musyrik. Yaitu ilmu perdukunan, ilmu klenik, ilmu hitam, ilmu gaib, dan sebagainya. Baca juga Bioenergi Merupakan Teknologi Spiritual Bagi Anda yang saat ini sedang mencari guru spiritual Islam sejati, sebaiknya Anda jangan terkecoh dengan memilih guru spiritual palsu. Yang justru akan menipu, membahayakan dan merugikan Anda. Untuk itu, Anda perlu membaca beberapa cara memilih guru spiritual Islam sejati berikut ini. Cara Mencari Guru Spiritual Islam secara tepat 1. Mengutamakan kepentingan kemaslahatan dunia dan akhirat Seorang guru spiritual Islam sejati, biasanya akan memberikan pengajaran kepada oara muridnya mengenai berbagai cara pencapaian kemuliaan dunia dan akhirat. Bukan hanya untuk kepentingan hidup duniawi saja yang sifatnya hanya sementara. Baca juga Kecerdasan Bioenergi Sebagai Jalan Spiritual 2. Menguasai ilmu agama dengan benar dan tepat Seorang guru spiritual Islam sejati, biasanya memiliki pemahaman mengenai ilmu agama secara tepat dan benar. Ia akan bersikap bijak dalam menanggapi semua realita kehidupan berdasarkan ajaran agama. Dengan bimbingan seseorang yang memiliki ilmu agama ini maka diharapkan Anda akan terhindar dari dosa. 3. Tidak mengharapkan imbalan materi Seorang guru spiritual Islam sejati, biasanya tidak memiliki sikap atau pandangan money oriented. Seorang guru spiritual sejati tidak pernah mengharapkan imbalan berupa uang atau benda mewah. Tapi sebaliknya ia justru akan menganjurkan kepada para muridnya dengan melakukan sedekah, zakat, dan infaq secara tulus ikhlas. 4. Mengajarkan sesuai ajaran agama Islam Seorang guru spiritual Islam sejati pasti akan mengajarkan Anda ajaran Islam secara tepat. Ia tidak akan mengajarkan tuntunan yang di luar aturan agama Islam. Seperti berbuat syirik atau memuja benda keramat atau hal gaib yang justru akan membuat Anda melakukan dosa. Baca juga Kecerdasan Spiritual Akan Mengubah Hidup Anda 5. Memiliki pemikiran yang rasional Seorang guru spiritual Islam sejati, biasanya memiliki pemikiran yang rasional, yaitu mampu menjelaskan sesuatu hal yang ada dan terjadi di dalam kehidupan menurut pandangan ajaran Islam, bukan dari hal-hal di luar nalar dan bersifat takhayul. Contohnya, ia menyatakan bahwa semua kenikmatan dan kebahagiaan hidup yang para murid rasakan merupakan bentuk kebaikan Allah, bukan dari kekuatan gaib ataupun kesaktian manusia. 6. Ada pada dalam diri sendiri Guru spiritual sejati yang paling hakiki sebenarnya ada di dalam diri Anda. Anda bisa menemukannya jika Anda memiliki hubungan yang dekat dengan Allah sehingga kondisi jiwa dan raga serta pikiran Anda tenang dan bersih. Jika Anda mampu menemukan guru spiritual dalam diri sendiri maka Anda dapat mencapai kehidupan yang tenang, bahagia, sehat, dan sukses. Baca juga 10 Jenis Dan Ciri-Ciri Energi Di Dalam Alquran Demikian beberapa cara memilih sekaligus mencari guru spiritual Islam yang sejati. Jika Anda sudah mempraktikkan beberapa atau semua tips di atas, namun Anda masih saja belum mampu menemukan guru spiritual sejati yang ada di dalam diri orang lain maupun di dalam diri sendiri maka sebaiknya Anda segera melakukan cara yang terakhir yaitu dengan memanfaatkan Ilmu Bioenergi melalui Pelatihan Gemblengan Ilmu Metafisik GIM di Bioenergi Center yang membantu Anda dalam meningkatkan kualitas hidup Anda menjadi lebih tenang, tentram, sejahtera, sehat, sukses, dan bahagia secara lahir dan batin, dunia akhirat. Baca juga Kecerdasan spiritual dan manfaatnya bagi kehidupan manusia
77.Dapatkan Pemahaman Diri dan Percaya Diri yang Lebih Baik 8 Bagaimana Cara Menemukan Guru Sejati Dalam Diri sebagai Pelatih Kehidupan? 1.Temukan Tujuan Hidup Anda Kita semua memiliki keinginan bawaan untuk menjadi istimewa dan penting. Itu tidak berarti bahwa Anda ingin berada di atas panggung atau menerima tepuk tangan meriah.
Oleh Sabihis Al-BashirFounder Great Insani Learning, Kandidat Magister Filsafat UIN guru pernah mengatakan bahwa apapun yang kita letakkan paling utama dalam hidup, itulah yang akan menjadi puncak eksistensi diri kita. Jika kita berpikir bahwa pekerjaan adalah hal yang utama karena ia mendukung kehidupan kita, sesungguhnya itu adalah sebuah jalan pemikiran yang keliru. Yang sebenarnya mendukung kehidupan kita adalah the self, sang diri sejati, yakni Kesadaran-kita. Pekerjaan adalah salah satu channel atau saluran atau ekspresi dari the self. Namun, kita tidak menyadari ini. Kita hanya menganggap bahwa pekerjaan adalah segala-galanya, sementara kita melupakan sesuatu yang lebih besar di dalam diri kita. Itu sebabnya kita tidak pernah merasakan kebahagiaan dan kedamaian yang berkelanjutan, yang kita dapat setiap hari adalah penderitaan dan kita tahu bahwa Tuhan akan selalu menjaga hidup kita, dan kita hidup berdasarkan kesadaran ini di mana pun kita berada serta pekerjaan apapun yang kita lakukan tanpa ada kekhawatiran dan keraguan, niscaya hidup kita akan terasa damai dan harmoni. Kepanikan dan kekhawatiran adalah sumber segala masalah. Keraguan dan ketidakhadiran iman kepada Tuhan dan menjauhnya kita dari kesadaran adalah inti masalah itu sendiri. Bahkan, kesalahan halus yang sering kita lakukan adalah merasa jauh dan terpisah dari kesadaran Ilahi ini. Oleh karena itu, kita harus meletakkan perhatian dan usaha untuk menemukan kesadaran diri sebagai hal yang paling utama dalam hidup kita hingga akhirnya kita bisa menemukan diri sejati yang di bagaimana dengan liburan dan jalan-jalan, serta pekerjaan harian kita? Sebenarnya kemanapun kita pergi, kita membawa diri kita sendiri. Jika kita adalah orang yang sedang bersedih, kemanapun kita pergi kesedihan itu selalu ikut bersama kita. Demikian juga, kegalauan, kesedihan, kebahagiaan, kesenangan, kegelisahan, keraguan, kekhawatiran, kebingungan, dan harapan tidak berpindah tempat ketika kita pergi, mereka akan selalu ikut kemana saja kita kita berpikir mereka akan menghilang manakala kita ambil liburan dan jalan-jalan. Yes, untuk beberapa hari mungkin mereka akan diam dan tidak mengganggu liburan kita, tapi tidak lama kemudian mereka datang lagi memberi bumbu dalam perjalanan hidup kita. Jika kita sedang tidak merasa harmoni, kita melihat kesalahan di semua tempat dan keadaan. Hotel ini tidak nyaman. Restoran ini kurang bagus, makanannya kurang enak. Orang-orang di sekitar kita tidak menyenangkan dan kita merasa tidak diterima oleh semua orang. Itu semua terjadi di dalam diri kita dan bukan di luar diri kita. Di luar diri kita semuanya harmoni dan tidak gagal dalam ucapan dan perbuatan. Pahamilah ini secara orang yang ingin benar-benar bangun dan terbebas dari penderitaan, dia harus mengutamakan ajaran tentang pencerahan dalam hidupnya. Dia harus punya keinginan yang kuat untuk mendekati Tuhan, tidak hanya sekedar sambil angin lalu. Seringkali terjadi bagi banyak orang, ketika persoalan kehidupan semakin rumit, mereka mulai berpaling dari kesadaran akan Tuhan menuju kesadaran akan materi. Jika ini terjadi, hal itu menunjukan bahwa kita belum punya keinginan yang cukup kuat untuk bangun dan harus sampai pada suatu kesimpulan bahwa kedamaian dan kebahagiaan itu adanya di dalam kita, bukan di luar diri kita. Tapi untuk mencapai itu, sesuatu dalam diri kita haruslah kuat. Jiwa dan ruh kita haruslah kuat, jangan lemah. Kalau jiwa dan ruh kita kuat, kita akan merasakan kebahagiaan dan kedamaian itu mengalir bersama kehidupan kita setiap semua realitas dan kejadian yang kita alami selama ini adalah ekspresi atau proyeksi dari jiwa dan ruh kita sendiri. Oleh karena itu, jika kita mencari kedamaian dan kebahagiaan, ia ada di dalam diri kita. Jika kita ingin merubah suasana di lingkungan sekitar kita, jawabannya juga ada di dalam diri kita. Apapun yang kita butuhkan untuk menikmati hidup ini itu ada juga di dalam diri kita. Kita harus bertanya secara tulus pada diri kita sendiri, apa benar aku ini ingin damai dan bahagia serta tercerahkan?Apabila kita berbuat baik, maka tentu akan menuai hasil perbuatan baik kita. Terkadang kita menghindar dari menjalani kehidupan spiritual karena kita merasa kita sudah bahagia. Sejak kita memiliki hal-hal baik dalam hidup selalu terjadi pada kita, kita lupa bahwa segala sesuatu itu berubah. Keberuntungan kita mungkin akan berakhir hari esok, dan itu bisa saja terjadi. Hari ini kita bahagia dan merasa keberuntungan berpihak pada kita, mungkin saja esok hari atau lain waktu kita menjadi orang yang paling dunia ini adalah gurauan semesta. Ia bermain dengan kita. Ia ingin kita menjadi bergantung kepadanya. Pikiran kita terbentuk dengan sangat kuat untuk meneguhkan betapa terikatnya kita dengan alam material ini. Hanya sedikit orang yang mampu menghindari keterikatan ini. Dalam kitab suci dikatakan, di antara seribu orang manusia hanya satu yang benar-benar mencari Tuhan. Dan di antara seribu orang itu pula hanya satu orang mampu menemukannya. Hal ini bukan karena sulit menemukan Tuhan melainkan karena keterikatan kita yang terlalu kuat dengan kehidupan material dan tidak benar-benar ingin mencari pembebasan tidak mungkin menemukan jati diri atau mendekati Tuhan manakala kita asyik dengan kehidupan material ini. Tapi, bukan berarti kita juga harus menjadi pertapa dan menanggalkan kehidupan duniawi. Hanya yang perlu kita lakukan adalah menetapkan apa tujuan utama dalam hidup kita. Apakah tujuan utama kita itu mencapai kenikmatan, mencapai kekayaan, kekuasaan dan popularitas atau sesuatu yang lebih tinggi dari itu? Diri kita akan lelah jika terus-terusan memperjuangkan hal-hal yang sementara ini, sampai suatu saat kita dibenturkan pada kenyataan terbawah kita yaitu sakit, tua, menderita, dan segalanya hilang terambil dari kita. Maka, katakan, “Tidak!” Sebab itu semua adalah sekunder. Yang primer adalah menemukan diri sejati’ kita, dan fokuslah ke kita percaya bahwa segala sesuatu telah berada dalam takdirnya dan segalanya dicukupi oleh Tuhan, maka itu sangat mungkin terjadi manakali kita bisa menemukan diri sejati’ kita. Bahkan, diri sejati’ itu akan lebih baik melakukan pekerjaannya menjaga dan mencukupi kehidupan kita lebih dari yang kita lakukan. Oleh karena itu, kita tidak perlu terus-menerus memikirkan urusan dunia dan keinginan dari tubuh ini sepanjang waktu, melainkan fokus lebih banyak mencari diri sejati’ kita sebelum habis masa harus mulai mengerti bahwa hanya diri kita yang dapat melarutkan ilusi kehidupan sementara ini dan bangun untuk menemukan kebenaran dari diri sejati’ kita. Cukuplah mulai dengan kesadaran bertanya di mana kita sekarang dan apa yang kita lakukan sepanjang hari. Kita perlu bertanya lebih dalam apakah yang kita lakukan setiap hari ini benar-benar esensial untuk menemukan diri sejati’ atau hanya sekedar rutinitas memenuhi ambisi kita mungkin berdalih dengan alasan hanya memenuhi kebutuhan hidup. Tapi coba kita merenung lagi, bukankah kebutuhan hidup yang tidak bisa dihindari ini adalah konsekuensi keinginan kita di masa lalu? Kita punya kebutuhan’ membayar cicilan, itu karena keinginan’ kita di masa sebelumnya. Kita perlu’ menjaga dan mengembangkan perusahaan, itu karena ambisi kita di masa lalu. Ini tidak salah tapi kita tidak bisa lari dari konsekuensi. Kita hanya perlu melihat kehidupan kita dari sudut pandang yang lebih baik renungkan hari ini saat kita mulai terbangun di pagi hari. Seberapa sering kita merenungkan keinginan untuk menemukan diri sejati’. Atau jangan-jangan keinginan itu sudah hilang dan tergantikan oleh banyaknya pekerjaan serta ribetnya urus ini dan itu. Tiap bangun pagi, kita sibuk ngecek handphone, lihat orang update status tentang apa, lihat perkembangan politik dan ekonomi dunia seperti apa. Tiap bangun pagi kita langsung berpikir apa-apa saja yang akan kita kerjakan hari ini dan target apa yang harus kita capai. Lagi-lagi, ini tidaklah semuanya salah, tapi apa benar kita mau melakukan itu sepanjang hidup kita? Apakah benar kita tidak ingin menemukan diri sejati’ kita sebelum kita mati?Coba renungkan aktivitas harian kita saat kita terbangun di pagi hari. Seberapa sering kita mempraktikan perenungan dan pencarian tentang diri sejati’ kita secara sungguh-sungguh. Seberapa sering kita memohon kepada Tuhan agar menolong kita keluar dari keterikatan ilusi duniawi kita. Seberapa sering kita berpasrah’ kepada Tuhan agar kita diberi kecukupan, kebebasan, kedamaian dan sungguh, kita tidak sering melakukannya karena kita merasa mampu berdiri di atas kaki sendiri. Kita merasa adalah bagian dari situasi dunia, yang harus ikut membuat perubahan dan berlomba-lomba mencapai setiap keinginan kita. Kita merasa adalah bagian dari tempat yang kita tinggali. Kita merasa adalah bagian dari waktu, keadaan, personalitas, dan persoalan-persoalan di sekitar kita. Inilah yang dikatakan guru-guru sejati yang membuat kita lupa akan diri sejati’ kita. Mereka mengatakan,’diri sejati’ itu sudah ada di dalam diri kita, sudah ada sejak lahir dan akan selalu ada. Pertanyaanya, apa yang sudah kita lakukan untuk membuktikannya?Saat kita khawatir, kita menjauh dari pencarian diri sejati’ ini. Meskipun kita percaya bahwa kita memiliki sesuatu untuk dikhawatirkan. Dan hal itu mungkin sangat penting bagi kita tapi kalau kita lihat dari sudut pandang yang lebih tinggi hal itu sama sekali tidak perlu dikhawatirkan. Sama sekali tidak perlu dikhawatirkan. Tidak peduli bagaimana bentuk kekhawatiran itu muncul tapi sadarilah bahwa sesuatu yang membuat kita khawatir itu adalah sebentuk penampilan dari fenomena dunia yang akan merusak konsentrasi kita dalam pencarian diri sejati’. Bukan berarti kita tidak peduli hal-hal yang mengkhawatirkan di sekitar kita melainkan kita harus mampu melihat darimana sumber kekhawatiran itu dan untuk apa kekhawatiran itu datang, dan siapa sesungguhnya yang sedang mengalami kekhawatiran itu. Jangan-jangan itu hanyalah pikiran kita saja sementara dalam realitasnya tidaklah kita memiliki rasa takut, ketakutan dalam bentuk apapun, lagi-lagi kita menjauhkan diri dari pencarian diri sejati’ kita. Tetapi sebenarnya, apa sih yang kita takuti sementara kesadaran akan diri sejati’ ada di dalam diri atas sudah disebutkan bahwa manakala kita sadar akan diri sejati kita, kita akan selalu dijaga oleh Tuhan. Kita tidak akan dibiarkan menderita. Kita tidak akan dibiarkan dalam kegelisahan, kecemasan, kepanikan, kebingungan dan keraguan. Melainkan kita akan dianugerahkan kesadaran, kedamaian, ketenangan, kebahagian, keyakinan dan keimanan. Tidak ada yang lain lagi. Kitab suci mengatakan, “Saat kita aman dalam hidup, maka saat itulah kita dalam perlindungan Tuhan”.Oleh karena itu, hati-hatilah dengan pikiran kita sendiri yang sering ber-manuver menyebabkan rasa gelisah dan takut serta salah paham terhadap berbagai aspek dari kehidupan kita. Baik dan buruk adalah seperti dua sisi yang berbeda dari satu koin yang demikian, kita tidak perlu mencoba untuk merubah sikap buruk manusia menjadi sikap baik darinya. Kita hanya perlu melampaui keduanya. Sebab baik dan buruk itu tergantung dari sudut pandang mana kita melihat. Sudut pandang di mana tempat kita melihat dan menilai datang dari isi pikiran kita pikiran kita sendiri tidak dapat menjadi sebuah ukuran kebenaran dalam menilai, kecuali pikiran kita dibimbing oleh diri sejati’ yang sudah hadir dan aktif dalam diri kita. Tidak ada yang salah dalam setiap episode kehidupan kita. Terkadang, kita harus mengalami baik dan buruk suatu keadaan, sengsara dan gembira suatu peristiwa, salah dan benar dalam bersikap, semua itu justru untuk memperkuat otot-otot hidup kita agar kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran darinya, sehingga makin hari kualitas hidup kita makin bagi dari sudut pandang kesadaran diri sejati. []
Diantara para wali yang lain, Kanjeng Sunan Kalijaga bisa dikatakan satu-satunya wali yang menggunakan pendekatan yang pas yaitu budaya Jaw
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pada periode panjang negeri ini, guru terpuruk karena identik dengan pekerjaan untuk orang miskin. Lewat sosok guru Omar Bakrie yang menjadi tokoh lagu berjudul sama, Iwan Fals menyenandungkan balada tentang hidup pahit guru. Negara pun menghibur para guru di Indonesia lewat Himne Guru, seolah ingin mengkompensasi kemiskinan itu dengan predikat "Pahlawan tanpa Tanda Jasa".Namun, negeri ini tidak pernah kekurangan guru. Dulu sekolah guru setara SMA selalu penuh terisi siswa calon guru SD. Pun fakultas keguruan dan perguruan tinggi kependidikan tidak pernah kekurangan mahasiswa. Jangan-jangan, guru itu bukan profesi yang bisa dilatih namun selebihnya adalah bawaan lahir. Maka sepanjang peradaban suatu bangsa selalu lahir para guru dalam kehidupan apa pun Iwan Fals menyanyikan baladanya dan sesedih apa pun rasanya saat menyanyikan Himne Guru, tetapi guru-guru sejati tetap lahir dan mengabdi bagi murid-muridnya. Guru sejati memang tidak banyak. Di sebuah SMP di Temanggung, Ibu Siti Fauzanah atau akrab disapa Bu Yan seorang guru dengan kegigihan dan puncak pengabdian satu-satunya dalam hidupnya, mengajarkan matematika hingga banyak siswanya di antarnya ke ajang olimpiade internasional dan memasuki gerbang almamater universitas beken di Indonesia, sampai meraih jenjang pendidikan doktor. Ibarat seorang rahib, ia menjalani hari-hari di sekolahnya di tengah "sunyi" sosial karena dia seperti tidak mau tahu gunjingan-gunjingan rekan guru yang sesungguhnya tidak menjadi guru secara total. Semua tindakannya bersumbu pada kedalaman jiwa untuk mengajarkan matematika kepada para siswanya, sebagai jalan hidup masa depan yang diretasnya. Hingga masa pensiun pun, Bu Yan tetap mengajar di Puskesmas Matematika yang dirintisnya. Di Tabanan, sastrawan modre I Gusti Putu Bawa Samargantang adalah seorang guru sejati dengan kesetiaan yang tidak ada tandingannya berjalan di atas sepeda jengki meretas jarak dan jalanan kota, menempa budi para remaja melalui sastra dan teater. Semua yang dikerjakannya dalam bidang yang dicintainya adalah bagian terbesar dari laku hidupnya dan laku ini dijalankan sampai ia berjumpa dengan para murid dalam kehidupan. Sungguh berkah bagi para murid yang pernah berguru karena apa, sedikit ironis memang, guru sejati Bawa Samar Gantang menjalani dunia sunyi di ruang guru, teras sekolah, dan ruang kelas yang gempita. Terlalu sedikit siswa atau rekan guru yang bisa menemukan dan menangkup kesejatian dirinya. Pun karena ia tidak ingin jemawa dan karena tuah kebijakan padi atau kerendahan hati, kesejatian seorang guru tetap bergolak dalam diri seorang guru I Putu Sudibawa, dari SMA 1 Sidemen, Karangasem adalah ketika ia menjawab tantangan besar bahwa mata pelajaran kimia itu sangat sulit. Ia menjawab tantangan itu dengan menyulap pelajaran kimia di tangannya menjadi mudah, menyenangkan, dan disukai Putu Sudibawa mendekonstruksi satu pandangan yang keliru dan menghambat siswa sampai ia berhasil mengajarkan pelajaran kimia dengan mudah, bahkan pada sekolah di desa yang sudah tentu tanpa fasilitas laboratorium. Umumnya guru suka berkilah dan menyalahkan kemiskinan, kebodohan siswa, dan keserbatiadaan sarana pendukung dan dibumbui lagi dengan keangkuhan bahwa mata pelajaran kimia ini sangat sulit, dijadikan legitimasi untuk tidak bertindak. Baca juga Makna Kompetisi bagi SekolahTapi bagi seorang guru sejati, ia terlebih dahulu, sebelum mulai mengajar, mengenali lingkungan dan para murid. Maka dengan demikian, pelajaran dan usaha seorang guru sejati dalam bekerja, jauh mendahului perjumpaan formal di ruang kelas dengan kegiatan belajar kesejatian I Putu Sudibawa adalah ketekunan belajar melalui penelitian yang dilakukannya, menjadikan dirinya hadir sebagai guru yang tidak lagi menjadi talang air atau media penyampai pesan dari buku pelajaran yang buruk kepada siswa yang tidak bergairah. Laku inilah yang tidak ada pada umumnya guru yang riwayat belajarnya sudah tamat ketika mengajar secara formal di kelas. 1 2 Lihat Pendidikan Selengkapnya
Masuknyawadag Bima kedalam Dewa Ruci dan menerima Wahyu Sejati bisa diartikan dengan "Manunggaling Kawula-Gusti", bersatunya jati diri manusia yang terdalam dengan Penciptanya. Kemanunggalan ini mampu menjadikan manusia untuk melihat hidupnya yang sejati. Dalam istilah Kejawen "Mati sajroning urip, urip sajroning mati".
Cara Menemukan Guru Sejati yang mudah tanpa amalan puasa dan wirid, apakah mungkin? Insha Allah mungkin bisa Anda lakukan, dan praktekan sekarang juga. cara menemukan guru sejati tanpa amalan ini sudah dipraktekan Ki Bagus Wijaya. Dan hasilnya, dia bisa menemukan guru sejatinya, meski belum mencapai pada tahap kesempurnaan. Dan dalam artikel ini, kami akan beberkan beberapa pengalaman orang orang yang berhasil menemukan guru sejati, tanpa melakukan laku ritual yang berat. Adapun pengalaman cara menemukan guru sejati sudah terangkum dalam cerita pendek di bawah ini Penderitaan Hidup Seorang pengusaha besar di jakarta Salah satu murid Ki Bagus Wijaya sebut saja Norman. Dirinya juga sejak muda berkeinginan untuk bertemu dengan guru sejatinya. namun sangat susah padahal dia sudah menjalankan berbagai ilmu spiritual. Dan dia bertemu dengan guru sejatinya, saat dia menjadi kuli di sebuah pasar. Dan setelah pertemuan dengan guru sejati tersebut, dia menemukan jalan pencerahan, yang membawanya menjadi pengusaha besar sekarang ini. 2. Dari Kesedihan Hidup Saat itu, Sebut Saja AMIR, sedang jatuh dalam kesedihan yang luar biasa. Saat itu, usianya yang baru menginjak 21 tahun harus menelan kenyataan pahit. Dirinya kehilangan keluarganya, orang tua, serta adik dan kakaknya, dalam sebuah kecelakaan. Dan dalam kesedihan tersebut, Amir bertemu dengan guru sejati, yang membuatnya bangkit dalam kesedihan. Kini meski hidup dalam kenangan yang menyedihkan, Amir bisa mengontrol energinya, dan guru sejatinya membimbingnya untuk hidup lebh bahagia, dengan dipertemukan dengan istrinya saat ini, serta pekerjaan yang sangat istimewa untuknya. 3. Dengan cara bimbingan spiritual Banyak klien klien Ki Bagus Wijaya, yang merasa berhasil menemukan guru sejati, setelah mengikuti bimbingan Ki Bagus Wijaya. Dan dari sini, mereka semakin paham tujuan hidup mereka, dan lebih tahu dan memahami kebahagiaan hidup seperti apa yang mereka inginkan. Nah demikian tadi pembahasan kami mengenai Cara Menemukan Guru Sejati yang mudah tanpa amalan puasa dan wirid. Dan bagi Anda yang ingin menemukan guru sejati agar bisa hidup lebih baik dan bahagia, Anda bisa berkonsultasi dengan Ki Bagus Wijaya, silahkan hubungi nomor whatsapp 0816577880.
ORtF. n54xxcbs9u.pages.dev/363n54xxcbs9u.pages.dev/146n54xxcbs9u.pages.dev/22n54xxcbs9u.pages.dev/203n54xxcbs9u.pages.dev/369n54xxcbs9u.pages.dev/71n54xxcbs9u.pages.dev/292n54xxcbs9u.pages.dev/48n54xxcbs9u.pages.dev/175
cara menemukan guru sejati dalam diri