Cerdas pilih piring yang aman! – Piring memang memiliki berbagai macam jenis. Ada yang terbuat dari keramik, melamin, aluminium, kayu, kaca, plastik, dsb. Mudah sekali menemui berbagai macam jenis piring tersebut di dalam kehidupan sehari-hari. Pernahkah kamu berpikir, dari beberapa jenis yang telah disebutkan, ternyata tidak semuanya aman untuk dipakai terutama untuk makanan panas. Jika salah dalam pemakaian jenis piring, dalam jangka panjang akan sangat berbahaya bagi kesehatan. Seperti, demam, asma, bronkitis, kanker, muntah, bahkan sampai merusak kinerja reproduksi. Penyakit-penyakit tersebut memang tidak langsung menjangkit dalam waktu singkat. Yuk, kenali beberapa macam jenis piring dalam kehidupan sehari-hari Piring melamin Piring ini banyak digemari karena memiliki bentuk yang beragam dan gambar-gambar yang lucu. Tetapi, jenis piring ini tidak layak pakai untuk jenis makanan panas. Kandungan formaldehida di dalamnya sangat berbahaya, jika diserap oleh tubuh. Ada sebuah studi dari Kaohsiung Medical University di Taiwan yang meneliti mengenai penggunaan jenis piring melamin pada 12 responden yang berusia 20 tahunan. Subjek diminta untuk menyantap makanan panas di piring melamin dibandingkan piring keramik. Hasilnya, setelah tiga minggu, responden yang memakan makanan dari jenis piring melamin lebih banyak menghasilkan 8,35 mikrogram urin. Piring plastik Piring plastik banyak dipakai, terutama untuk anak-anak yang baru mulai belajar makan. Piring ini tidak mudah pecah, memiliki warna dan gambar yang menarik. Faktanya, tidak semua piring plastik aman dipakai. Piring ini mengandung BPA yang dapat membahayakan kesehatan. Pilihlah piring plastik yang tidak mengandung BPA, kode keamanan biasanya terletak di bagian bawah piring. Piring aluminium Meskipun tidak mudah pecah dan awet. Nyatanya, piring aluminium tidak aman dipakai untuk jenis makanan panas. Partikel ion di dalamnya berbahaya bagi otak. Bahkan, jika terserap ke dalam tubuh dapat menyebabkan penyakit alzheimer. Piring keramik Salah satu jenis piring yang aman dipakai. Memiliki cukup banyak varian dan cantik-cantik. Harganya pun juga beragam, sesuaikan dengan budget-mu. Jenis piring ini aman dimasukkan ke dalam microwave. Piring kayu Piring kayu sangat jarang dipakai karena lumayan langka dan harganya tidak semurah jenis piring lainnya. tetapi, justru ini jenis piring yang sangat aman dipakai. Tidak bermasalah dengan jika terkena suhu panas. Jenis piring ini aman dimasukkan ke dalam microwave. Piring styrofoam Praktis dan simpel, dua kata yang cocok menggambarkan piring jenis ini. Justru piring styrofoam memiliki ancaman bahaya yang sangat besar. Kandungan senyawa benzena dapat mengganggu kelenjar endoktrin yang berperan pada proses reproduksi manusia, serta sifat mikroplastiknya juga sulit terurai. Ketika mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung lemak, asam, dan alkohol serta panas, senyawa tersebut akan larut dalam minuman/makanan. Piring kaca Piring kaca dipilih karena bening dan mudah dibersihkan. Kadang, piring jenis ini dilengkapi dengan ukiran yang membuatnya semakin menarik. Piring tembikar Jenis piring ini mampu memberikan kesan tradisional yang hadir di ruang makan. Masakan khas nusantara yang tersaji dengan memakai piring tembikar semakin mempercantik tampilan. Nah, itu beberapa jenis piring yang harus kamu ketahui. Mulai sekarang, pilihlah peralatan makan terutama piring yag aman dipakai untuk sehari-hari. Terlebih lagi apabila makanan yang dihidangkan merupakan jenis makanan panas. Referensi Kompas , Liputan6 , IDNTimes , UnsplashBagaimanaPangeran Tampan akan menjemputnya dengan kuda putih. Jenis wanita ini hanya kenal yang namanya pujian, jangan minta dia mencuci piring kotor atau menyapu, misalnya. Dia sangat suka diperlakukan bak seorang puteri, seperti keluarga memperlakukannya. 6. Miss Elusive Hampir mirip dengan Miss Romance, namun dalam hal sisi buruk. Ilustrasi anak usia dini memainkan air. Foto PixabayMa, untuk mengisi waktu luang bersama anak, khususnya anak usia dini, kita bisa mempersiapkan salah satu aktivitas yang menyenangkan, yaitu aktivitas air untuk anak usia dini. Di akhir pekan ini, Mama juga berencana untuk membuat permainan air di rumah yang bisa membuat anak bermain sambil yang dijelaskan oleh Hands On As We Grow, bermain air dapat memberikan manfaat untuk anak usia dini karena melibatkan berbagai alat indera sekaligus membantu mengembangkan keterampilan motorik halus dan motorik mencari beberapa inspirasi, Mama menemukan beberapa ide aktivitas air yang bisa kita lakukan bersama anak. Apa saja itu? Yuk, simak daftar lengkapnya di bawah ini ya, Air untuk Anak Usia DiniIlustrasi anak bermain gelembung sabun. Foto Pixabay1. Bermain Cat Air Cap Tangan Warna-WarniMama yakin, permainan satu ini enggak asing lagi buat kita. Mencelupkan tangan ke cat air, lalu mengecapnya di atas kertas enggak hanya membantu mengembangkan keterampilan motorik dan sensorik anak usia dini, namun juga bisa mengenalkan mereka terhadap berbagai macam bisa mempersiapkan alat dan bahan, yaitu cat air yang aman untuk anak, wadah cat, dan kertas polos berwarna putih. Tuangkan cat ke wadah yang berukuran selebar tangan atau lebih lebar sedikit, dan letakkan kertas di atas lantai atau keluarga berkumpul dan memainkan permainan yang satu ini agar suasananya lebih seru. Tuntun tangan anak untuk dicelupkan telapaknya ke dalam wadah berisi cat, lalu arahkan mereka untuk mengecap cat tersebut ke atas kertas. Ilustrasi aktivitas cap tangan dari cat air. Foto FreepikKamu bisa membantunya dengan warna yang lain pula sampai si kecil terbiasa melakukannya sendiri. Sambil bermain, Mama dan Papa bisa mengajarkan satu per satu jenis warna itu kepada anak, ya. Atau lebih kreatif lagi, bentuklah sesuatu berpola menggunakan cap tangan, bisa berbentuk hati, lingkaran, segitiga, ataupun bangun datar lainnya. Dengan begitu, pembelajaran yang didapatkan bisa lebih Ruang Guru Paud milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Mama mendapatkan inspirasi membuat permainan gelembung sabun sendiri. Caranya ternyata cukup mudah nih, Ma. Kita perlu menyiapkan bahan berupa wadah untuk air sabun, sabun yang aman untuk anak, satu sendok gula, lalu sedotan atau kawat yang dibentuk menyerupai angka 9. Ilustrasi anak usia dini bermain gelembung air. Foto PixabaySelanjutnya, larutkan sabun ke dalam air dan tambahkan gula. Pemberian gula ini merupakan trik dari Wiki How agar gelembung sabun dapat menjadi lebih tebal dan enggak cepat pecah, Ma. Nah, kalau semua itu sudah siap. Bawalah anak dan keluarga menuju halaman rumah dan mulailah meniupkan gelembung-gelembung Lomba Mengisi Air di Berbagai Bentuk WadahPermainan ini akan membuat akhir pekan atau waktu berlibur bersama keluarga menjadi menyenangkan meskipun masih dari rumah saja. Caranya juga mudah. Mama-Mama bisa memanfaatkan wadah yang ramah anak dalam berbagai bentuk. Manfaatkan saja barang yang ada di rumah ya, seperti ember, gayung, botol, ataupun wadah-wadah lainnya. Bila ingin lebih menarik, kamu juga bisa mencampurkan pewarna yang aman bagi anak ke dalam air. Ilustrasi anak usia dini bermain pot berisi air. Foto PixabaySelain bermain, lomba mengisi air ini juga dapat mengajarkan anak tentang sifat-sifat air, seperti jatuh dari tempat yang tinggi ke rendah hingga selalu mengikuti bentuk Mencuci Piring atau MainanTernyata Ma, aktivitas air juga bisa sesederhana mencuci piring atau mainan anak. Yang perlu dipastikan, kamu menggunakan sabun yang aman untuk kulit anak. Contohkanlah kepada mereka, cara mencuci piring yang benar ataupun mainannya. Pilihlah piring yang berukuran kecil dan terbuat dari bahan plastik agar enggak berat ataupun mudah pecah. Ilustrasi anak usia dini mencuci piring. Foto FreepikEnggak cuma mengajarkan anak untuk membersihkan alat makan dan mainan, aktivitas satu ini juga dapat mengembangkan keterampilan motorik dia Ma, beberapa aktivitas air untuk anak usia dini yang bisa dipraktikkan di rumah. Selamat bersenang-senang bersama keluarga, manfaat aktivitas air untuk anak usia dini?Apa manfaat permainan cat air cap tangan untuk anak usia dini?Apa cara yang dapat dilakukan untuk memastikan aktivitas air aman?
Novel"Alan Sadler at Overnight In The Last Time" adalah novel yang bergender atau menceritakan perihal tentang Alien versi baru yang Fress yang dalam arti kata, ketika kita mendengar kata Alien, apakah yang pertama kali terbentuk di pikiran kita, sudah pasti tentang piring terbang/UFO dan mahluk-mahluk berbentuk aneh lainnya, tapi kalau mendset itu sedikit
Punya piring pecah? Jangan buru - buru buang dulu, anda dapat memanfaatkannya untuk membuat hiasan dinding. Kali ini kita akan memberikan tutorial tentang cara membuat hiasan dinding dari piring pecah. Untuk membuat hiasan ini ada beberapa tahapan seperti persiapan alat dan bahan, menentukan motif, pemasangan dan finishing. Berikut ini adalah penjelasan masing - masing prosesnya 1. Persiapan Alat dan Bahan Langkah pertama adalah dengan menyiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain - Piring - Palu - Semen - dll 2. Pecahkan Piring Menjadi Kecil - Kecil Pecahkan piring tersebut menjadi bentuk kecil - kecil, untuk memecahnya cukup gunakan palu saja. Untuk proses ini sebaiknya dilakukan secara hati - hati, pastikan anda gunakan alat keselamatan seperti sarung tangan. 4. Tentukan Motif Selanjutnya tentukan motif yang akan dibuat, untuk mempermudah proses pemasangan pecahan piring nantinya maka buatlah pola mengguakan bolpen di area tersebut. 5. Buatlah Adukan Adukan ini berfungsi untuk menempelkan pecahan piring di dinding. 6. Proses Penempelan Pecahan Piring Setelah semua proses diatas sudah dilakukan, langkah berikutnya adalah langsung memulai proses penempelan pecahan piring tersebut. Untuk menempelkannya mudah sekali yaitu tinggal menekan pecahan piring menggunakan palu secara perlahan, agar pecahan piring bisa lebih masuk ke dalam adukan dan nantinya tidak mudah lepas. 7. Bersihkan Sisa - Sisa Adukan yang Menempel Langkah terakhir, bersihkan sisa - sisa adukan yang menempel di pecahan piring tersebut. Baca Juga Cara Merawat Spons Cuci Piring yang Baik dan Benar Agar Cat Dinding Tidak Mudah Mengelupas Cara Memperbaiki Jam Dinding yang Rusak Banyak sekali motif yang anda bisa buat menggunakan pecahan piring ini seperti motif bunga, tulisan dan lain sebagainya. Dengan memanfaatkan pecahan piring bekas ini selain akan membuat nilai sendiri tersendiri juga dapat mencegah pencemaran lingkungan. Demikian informasi mengenai cara membuat hiasan dinding dari piring pecah, diharapkan dengan adanya informasi ini dapat menambah wawasan anda tentang tips pembuatan hiasan dinding dari pecahan piring.
Potongmenjadi 10-12 gulungan rata dan atur dalam loyang kue bulat 9 inci atau piring pai yang dilumuri minyak. Tutup rapat gulungan dengan aluminium foil atau bungkus plastik dan biarkan mengembang di lingkungan yang hangat dan bebas angin selama 60-90 menit. Setelah gulungan berukuran dua kali lipat, panaskan oven hingga 375 °F (190°C).
Siapa yang suka bermain gadget? Seperti Tab, Ipad, PC, Iphone, dan lain-lain. Siapa nih yang suka bermain game pada alat-alat berteknologi super canggih itu? Kayak Game Pou, Minecraft, GTA, Moy, dan lain-lain. Teman-teman, pada kali ini, aku akan menceritakan tentang permainan tradisional yang lebih seru dari permainan-permainan pada gadget itu. Namanya kerap dikatakan, Pecah Piring. Permainan tradisional Pecah Piring, juga dikenal dengan nama Boy-Boyan atau Gebokan di daerah lain. Permainan ini hampir mirip dengan permainan kasti, lho… Pastinya seru banget! Cara bermainnya pun tidak susah. Berikut cara-caranya. APA YANG HARUS DIPERSIAPKAN…? Buatlah dua kelompok atau tim dengan jumlah pemain dalam setiap tim minimal 2 orang Siapkan bola, jika tidak ada kalian bisa membuatnya dari kertas koran, buku bekas, dll diremas dan dibentuk menjadi bola kemudian dimasukkan ke dalam plastik dan diikat dengan karet agar kuat. Siapkan pecahan genteng untuk disusun ke atas seperti menara, minimal 10 pecahan. Oia tidak harus genteng kalian juga bisa menggunakan bekas keramik atau benda lain yang menyerupai, bahkan banyak anak-anak Indonesia lainnya ada yang menggunakan kaleng bekas susu. Pokonya apapun itu, harus aman untuk digunakan bermain. jangan gunakan bekas pecahan kaca. BAGAIMANA CARA BERMAINNYA…? Tentukan Tim yang pertama memulai permainan dengan melakukan hompimpa, atau dengan menebak sisi uang koin yang dilempar ke atas. Tim yang mendapat giliran pertama, bertugas merobohkan sususan genteng yang dibentuk seperti menara dengan menggunakan bola dari jarak tertentu. Bagaimana caranya ?, yup lempar susunan genteng itu dengan bola. Selanjutnya, jika Tim yang pertama berhasil merobohkannya, maka Tim pertama harus menyusun kembali genteng-genteng yang berserakan itu, nah tugas Tim kedua, mereka mengambil bola yang digunakan untuk melempar genteng tadi, kemudian melemparkan kepada anggota Tim pertama yang sedang menyusun ganteng. Jika Tim kedua berhasil melempar bola kepada anggota Tim pertama sebelum menyusun genteng, maka pemenangnya adalah Tim kedua, jika tidak maka sebaliknya. Jika pada proses nomor 3 tidak terjadi, misalkan anggota dari Tim pertama tidak ada yang bisa menjatuhkan susunan gentang dengan melemparnya menggunakan bola, maka langsung berganti posisi, Tim kedua yang melempar bola untuk menjatuhkan susunan genteng. Terus ulang-ulang kegiatan ini, sampai kalian merasa cuku untuk bermain, ingat! jangan lupa belajar ya… 🙂 Nah, mudah, kan? Dijamin permainan ini seru banget! ingat ya, jika ingin memainkan permainan ini harus ditempat yang luas, misalnya saja lapangan. Saat jam pelajaran olahraga, biasanya kelasku akan melakukan pemanasan dengan bermain Pecah Piring. Di waktu bebas pun, kami kerap memilih permainan Pecah Piring sebagai hiburan untuk kami semua. Permainan Pecah Piring juga mengajari kita salah satu nilai-nilai Pancasila pada sila ketiga, lho…. yaitu, kita harus bekerja sama dalam permainan ini. Oh iya, aku lupa satu, catatan, jika kalian jadi kelompok yang kalah, kalian tidak boleh melempar sambil mengejar ke arah sasaran, lho…. kalian harus saling mengoper dan tidak ada kejar-kejaran dalam permainan ini. Itulah sebabnya, harus ada kerjasama tim. Diperlukan juga kelincahan dari anggota Tim. Jadi, bagaimana teman-teman? Kalian masih ingin tidur-tiduran sambil memandang gadget, atau bermain Pecah Piring bersama teman-teman kalian? Yuk, kita gerak badan dulu! 🙂 —— Sumber Gambar
ciyelphantomOktober 17, 2016 pukul 12:57 am. Yeay ada postingan juga setelah sekian lama 😊 . Mengomentari cerita Apollo entah kenapa kesan saya malah begini ‘orang tua Okenwa sudah berubah lebih sabar (asumsikan saja sikapnya lebih baik dibanding dulu), namun meski begitu Okenwa tidak dapat begitu saja melupakan kenangan masa kecilnya tentangMAKALAH PERMAINAN TRADISIONAL PECAH PIRING BAB I PENDAHULUAN Belajar adalah suatu proses belajar yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang yang hidup. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara manusia dengan karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana satu tanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang tersebutyang mungkin terjadi oleh perubahan pada pengetahuan,keterampilan atau sikap. Apabila proses belajar itu di selenggarakan secara formal di sekolah-sekolah. Tidak lai ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa. Baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan maupun proses belajar tersebut di pengaruhi oleh lingkungan yang antar alain yaitutrdiri atas muted, guru, dan staf sekolah bahan maeri lainyaperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong pembaharuan dalam proses pembelajaran Keberhasilan sebuah pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh tingginya pendidikan seorang pendidik. Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang berhasilnya pembelajaran. Keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran dapat diatasi dengan memanfaatkan yang ada di lingkungan sekitar. Permainan tradisional daerah juga memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran Pembelajaran di Sekolah diharapkan tidak hanya bersifat teoritik tetapi juga dapat mengenalkan media pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisonal, karena dalam permaianan tradisional mempunyai nilai nilai pengetahuan yang seharusnya dilestarikan oleh guru, sekalipun pada kenyataannya permainan tradisional sedikit demi sedikit ditinggalkan, permainan. Pengertian Permainan Pecah Piring Pola Permainan Pecah Piring Pengertian Permainan Tradisional Permainan Tradisional dan Perkembangannya Jenis-jenis Permainan Tradisional Dampak Positif Dan Negatif Permainan Tradisional BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Permainan Pecah Piring Permainan pecah piring merupakan permainan tradisional yang berasal suku batak Pakpak yang berasal dari kabupaten Pakpak Barat dan kabupaten Dairi di provinsi Sumatera Utara. Permainan tradisional ini mampu menambah kelincahan gerak tubuh, daya tahan tubuh, kerjasama team, kontrol emosi, kesehatan tubuh dan memacu daya fikir. Permainan pecah piring salah satu jenis permainan sehari-hari orang batak, permainan ini merupakan permainan yang sangat populer dikalangan orang batak, baik anak-anak, remaja, bahkan sampai orang dewasa. Permainan pecah piring ini biasanya di mainkan oleh kalangan anak-anak sebagai aktivitas mereka setelah pulang dari sekolah yang dimainkan pada waktu sore hari. Dikalangan orang batak permainan pecah piring dijadikan sebagai perlombaan rakyat bagi anak-anak pada festival nasional seperti pada perayaan hari jadi Negara Kesatuan Repoblik Indonesia, ini ditujukan untuk membangun semangat anak-anak dalam menjunjung tinggi persaudaraan diantara perkampungan, uniknya tidak ada batasan umur untuk ikut serta dalam permainan ini siapa yang mau dan berani boleh bermain. Jika dianalisa dalam permainan pecah piring terdapat unsur-unsur kebugaran jasmani seperti kecepatan, kelincahan, daya tahan, akurasi, kelincahan, keseimbangan, koordinasi, kecepatan reaksi, juga keentukan, sementara alat yang digunakan dalam permainan pecah piring sangat sederhana yaitu dengan menggunakan bola yang dibuat dari kertas dengan batu kecil dibagian dalamnya, selain itu diperlukan batu-batu permukaannya datar agar bisa disusun rapi. B. Pola Permainan Pecah Piring Adapun pola maupun bentuk permainan pecah piring ini adalah; a. Jumlah keseluruhan peserta harus genap agar dapat dibagi rata ke dalam dua kelompok. b. Sebelum bermain jumlah batu biasanya disesuaikan dengan kesepakatan di kedua kelompok. c. Dua orang pemimpin kelompok dipilih berdasarkan kemampuannya yang dianggap hebat bermain pecah-pecah piring. Kedua pemimpin inilah yang akan memilih anggota kelompoknya. d. Sistematika permainnya unik, kedua kelompok terlebih dahulu menyusun keseluruhan batu yang berada di dalam sebuah persegi sebagai tempat batu-batu akan disusun, sementara kotak tersebut bisa dibuat dengan menggunakan kapur tulis. e. Kemudian dilanjutkan dengan penentuan kelompok mana yang akan bermain sebagai penyerang njahat dan yang diserang burju. f. Kelompok burju melemparkan bola hingga batu-batu yang disusun tadi kembali berantakan. Dan tugasnya adalah kembali menyusun batu-batu seperti sediakala seraya menghindari tubuh terkena lemparan bola dari kelompok njahat. g. Kelompok njahat bertugas untuk menjaga batu-batu agar tidak selesai disusun kembali oleh kelompok burju. Kelompok njahat juga bertugas untuk menyerang kelompok burju dengan cara melemparkan bola sehingga mengenai kelompok burju. h. Bila semua kelompok burju terkena lemparan bola sebelum keseluruhan batu-batu tersusun, maka permainan usai dan kelompok njahat menjadi pemenang. Sebaliknya bila semua batu tersusun oleh kelompok burju maka mereka yang menjadi pemenang. i. Peraturan Permainan Pecah Piring. Dalam setiap permainan selalu ada peraturan agar ketika permainan tersebut berlangsung kedua tim bisa bermain dengan sportif, dalam permainan pecah piring peraturan bisa ditentukan dengan mematuhi peraturan tetap dan tambahan. a. Peraturan tetap adalah peraturan yang sudah turun temurun semenjak permainan ini ada, seperti; b. Tidak boleh memegang bola dengan tangan bagi team/kelompok yang sedang bermain. c. Tidak diperbolehkan lari terlalu jauh dari batas lapangan bagi team/kelompok yang sedang bermain. d. Peraturan tambahan lebih kepada persetujuan aturan dikedua belah pihak, misalnya; e. Tidak boleh menendang bola. f. Bagian yang terkena hanya dari area pinggang hingga kepala. g. Jika jumlah pemainnya banyak, lebar lapangan dapat di perluas. Contoh bila seorang pemain memiliki ruang gerak 2 meter, dan jumlah keseluruhan pemain ada 10 orang, maka luas lapangannya diperkirakan 20 meter. C. Pengertian Permainan Tradisional Permainan tradisonal merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan di baliknya, di mana pada prinsipnya permainan anak tetap merupakan permainan anak. Dengan demikian bentuk atau wujudnya tetap menyenangkan dan menggembirakan anak karena tujuannya sebagai media permainan. Aktivitas permainan yang dapat mengembangkan aspek-aspek psikologis anak dapat dijadikan sarana belajar sebagai persiapan menuju dunia orang dewasa. Permaianan digunakan sebagai istilah luas yang mencakup jangkauan kegiatan dan prilaku yang luas serta mungkin bertindak sebagai ragam tujuan yang sesuai dengan usia anak. Menurut Pellegrini dalam Naville Bennet bahwa permainan didefinisikan menurut tiga matra sebagai berikut 1 Permainan sebagai kecendrungan, 2 Permainan sebagai konteks, dan 3 Permainan sebagai prilaku yang dapat diamati. Menurut Mulyadi bermain secara umum sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan secara spontan yang terdapat lima pengertian bermain; 1 sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak 2 tidak memiliki tujuan ekstrinsik, motivasinya lebih bersifat intrinsik 3 bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak serta melibatkan peran aktif keikutsertaan anak, dan 4 memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan seuatu yang bukan bermain, seperti kreativitas, pemecahan masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial. Permainan tradisonal merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan di baliknya, di mana pada prinsipnya permainan anak tetap merupakan permainan demikian bentuk atau wujudnya tetap menyenangkan dan menggembirakan anak karena tujuannya sebagai media permainan yang dapat mengembangkan aspek-aspek psikologis anak dapat dijadikan sarana belajar sebagai persiapan menuju dunia orang dewasa. D. Permainan Tradisional dan Perkembangannya Permainan tradisional anak adalah salah satu bentuk folklore yang berupa yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun, serta banyak mempunyai variasi. Oleh karena termasuk folklore, maka sifat atau ciri dari permainan tradisional anak sudah tua usianya, tidak diketahui asal-usulnya, siapa penciptanya dan dari mana asalnya. Permainan tradisional biasanya disebarkan dari mulut ke mulut dan kadangkadang mengalami perubahan nama atau bentuk meskipun dasarnya sama. Jika dilihat dari akar katanya, permainan tradisional tidak lain adalah kegiatan yang diatur oleh suatu peraturan permainan yang merupakan pewarisan dari generasi terdahulu yang dilakukan manusia anak-anak dengan tujuan mendapat kegembiraan James Danandjaja dalam Misbach, 2007. Menurut Sukirman 2004, permainan tradisional anak merupakan unsur kebudayaan, karena mampu memberi pengaruh terhadap perkembangan kejiwaan, sifat, dan kehidupan sosial anak. Permainan tradisional anak ini juga dianggap sebagai salah satu unsur kebudayaan yang memberi ciri khas pada suatu kebudayaan tertentu. Oleh karena itu, permainan tradisional merupakan aset budaya, yaitu modal bagi suatu masyarakat untuk mempertahankan eksistensi dan identitasnya di tengah masyarakat lain. Permainan tradisonal bisa bertahan atau dipertahankan karena pada umumnya mengandung unsur-unsur budaya dan nilai-nilai moral yang tinggi, seperti kejujuran, kecakapan, solidaritas, kesatuan dan persatuan, keterampilan dan keberanian. Sehingga, dapat pula dikatakan bahwa permainan tradisional dapat dijadikan alat pembinaan nilai budaya pembangunan kebudayaan nasional Indonesia. Depdikbud, 1996. Keberadaan permainan tradisional, semakin hari semakin tergeser dengan adanya permainan modern, seperti video game dan virtual game lainnya. Kehadiran teknologi pada permainan, di satu pihak mungkin dapat menstimulasi perkembangan kognitif anak, namun di sisi lain, permainan ini dapat mengkerdilkan potensi anak untuk berkembang pada aspek lain, dan mungkin tidak disadari hal tersebut justru menggiring anak untuk mengasingkan diri dari 7 lingkungannya, bahkan cenderung bertindak kekerasan. E. Jenis-jenis Permainan Tradisional Banyak sekali macam-macam permainan tradisional di Indonesia, hampir di seluruh daerah-daerah telah mengenalnya bahkan pernah mengalami masa-masa bermain permainan tradisional ketika kecil. Permainan tradisional perlu dikembangkan lagi karena mengandung banyak unsur manfaat dan persiapan bagi anak dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Beberapa contoh permainan tradisional akan dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut Galah asin atau galasin yang juga sibeut gobak sodor adalah sejenis permainan daerah asli dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan. Congklak adalah suatu jenis permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan. Di malaysia permainan ini juga lebih dikenal dengan nama congklak dan istilah ini juga dikenal di beberapa daerah di Sumatera dengan kebudayaan melayu. Di jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama dakon. Selain itu di lampung permainan ini lebih dikenal dengan nama dentuman lamban sedangkan di Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan nama mokaotan, maggaleceng, aggalacang dan nogarata. Dalam bahasa Inggris, permainan ini disebut mancala. Permainan ini bisa dimainkan oleh minimal 2 orang, namun jika semakin banyak yang bermain maka akan menjadi semakin seru. Cara bermain cukup mudah, dimulai dengan hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi "kucing" berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi. Si kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 10, biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apa saja supaya dia tidak melihat teman-temannya bergerak untuk bersembunyi tempat jaga ini memiliki sebutan yang berbeda di setiap daerah, contohnya di beberapa daerah di jakarta ada yang menyebutnya inglo, di daerah lain menyebutnya bon dan ada juga yang menamai tempat itu hong. Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkeseimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Selain merupakan mainan anak-anak dan orang dewasa, gasing juga digunakan untuk berjudi dan ramalan nasib. Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat dari plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan. Gerakan gasing berdasarkan efek giroskopik. Gasing biasanya berputar terhuyung-huyung untuk beberapa saat hingga interaksi bagian kaki paksi dengan permukaan tanah membuatnya tegak. Setelah gasing berputar tegak untuk sementara waktu, momentum sudut dan efek giroskopik berkurang sedikit demi sedikit hingga akhirnya bagian badan terjatuh secara kasar ke permukaan tanah. Kelereng atau dalam bahasa jawa disebut nèkeran adalah mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca, tanah liat, atau agate. Ukuran kelereng sangat bermacam-macam. Umumnya ½ inci cm dari ujung ke ujung. Kelereng dapat dimainkan sebagai permainan anak, dan kadang dikoleksi, untuk tujuan nostalgia dan warnanya yang estetik. Egrang atau jangkungan adalah galah atau tongkat yang digunakan seseorang agar bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah. Egrang berjalan adalah egrang yang diperlengkapi dengan tangga sebagai tempat berdiri, atau tali pengikat untuk diikatkan ke kaki, untuk tujuan berjalan selama naik di atas ketinggian normal. Di dataran banjir maupun pantai atau tanah labil, bangunan sering dibuat di atas jangkungan untuk melindungi agar tidak rusak oleh air, gelombang, atau tanah yang bergeser. Jangkungan telah dibuat selama ratusan tahun. F. Dampak Positif Dan Negatif Permainan Tradisional Kemajuan teknologi telah membawa perubahan dalam berbagai hal termasuk dalam hal bermain. Perubahan dalam bermain ini lebih mengacu pada game modern seperti yang digemari anak-anak zaman sekarang. Seiring perubahan tersebut ada dua dampak pada game modern, yaitu a Dalam game modern, menang atau kalah tidak menimbulkan perselisihan. Akan tetapi, dalam permainan tradisional yang lawan mainnya nyata dapat menimbulkan perselisihan, karena rasa ini lawan yang kalah pada lawan yang menang. b Game modern mampu membuat anak berpikir kreatif karena game yang ada sangat beragam. c Game modern dapat membuat pemainnya meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas dalam menyelesaikan permainan. a Seorang anak yang sudah ketergantungan pada game modern, akan menimbulkan kurangnya rasa peduli pada sekitar. c Berkurangnya sikap bekerja sama dan rasa saling berbagi. d Menimbulkkan kerusakan pada mata karena terpaku berjam-jam pada layar. Dari pernyataan diatas, ada beberapa solusi untuk mengatasi masalah tersebut agar permainan tradisional tidak hilang dan atau tidak tergusur oleh game modern yaitu, pelestarian permainan tradisional dalam dunia pendidikan, melalui pelajaran sekolah, misalnya pendidikan olah raga. Guru dapat memadukan permainan tradisional dengan materi lainnya. Juga penerapan permainan tradisional dengan cara mengadakan perlombaan baik di dunia pendidikan maupun dunia teknologi telah membawa perubahan dalam berbagai hal termasuk dalam hal bermain. Perubahan dalam bermain ini lebih mengacu pada game modern seperti yang digemari anak-anak zaman sekarang. BAB III PENUTUP Permainan Tradisional Pecah Piring tidak hanya sekedar permainan yang mengandung kesenangan semata. Namun permainan tradisional Pecah Piring dapat melatih kemampuan motorik anak, sikap anak, dan juga ketrampilan anak. Serta dapat membentuk karakter anak yang luhur. Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan–kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya. DAFTAR PUSTAKA
Dansetiap kali ada yang pecah maka mereka harus membeli yang baru. Itu perbuatan yang sangat boros. Tanpa perlu dijelaskan, kedua pasangan suami isteri itu bersepakat untuk memakai perabot dari logam dan plastik. Piring plastik tidak akan pecah walau jatuh sepuluh kali dalam sehari. Gelas besi hanya akan penyok jika jatuh terlontar dari tangan.
Permainan ini dikenal juga dengan nama Pecah Piring atau Gebokan. Boy-boyan merupakan permainan tradisional yang berasal dari provinsi Jawa Barat. Di daerah Sunda asal permainan ini, ada yang menyebutnya boy-boyan, ada juga yang menyebutnya Bebencaran. Permainan ini memiliki nama yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Di daerah Pati dikenal dengan nama Gaprek Kempung. Dan di beberapa daerah lainnya permainan ini disebut Gebokan, yang berasal dari suara bola karet yang digunakan dalam permainan mengenai anggota badan dari pemain akan menimbulkan suara "Gebok”. Permainan tradisional ini memadukan kerja motorik anak dan juga mengasah kemampuan membuat strategi. Alat yang digunakan dalam permainan ini adalah pecahan genteng atau gerabah, pecahan asbes, potongan kayu, atau pacahan batu bata, atau kaleng susu, dan sebagainya. Bola plastik, bola tenis atau buat sendiri bolanya dari kumpulan kertas yang yang dibungkus kantong kresek dan diikat dengan karet. Bola ini digunakan untuk mematikan lawan. Jumlah pemain dalam permainan boy-boyan 8-10 pemain, diusahkan berjumlah genap karena masing-masing regu baik regu penyerang dan regu jaga pemainnya berjumlah sama sehingga permainan dapat berjalan seimbang. Teknik dan Aturan Permainan Permainan dimulai membentuk regu bertahan dan regu penyerang dengan melakukan suit, Tim yang menang menjadi tim penyerang, dan yang kalah suit akan menjadi tim penjaga. Anak-anak dari tim penyerang akan bergantian melemparkan bola ke arah susunan genteng supaya roboh. Ketika susunan genteng tersebut berhasil ditembak dan roboh berserakan, maka anggota tim penyerang akan berlarian menjauhi anak-anak dari tim jaga. Selanjutnya, tim penyerang harus menyusun kembali menara genteng yang berserakan tersebut sambil menghindari tembakan bola dari pemain jaga. Jika pemain penyerang terkena tembakan akan menjadi pemain bertahan dan sebaliknya. Biasanya yang menjadi tim jaga akan berteriak-teriak untuk mengoper bola supaya sedapat mungkin berhasil menembakan bola ke arah anggota badan tim penyerang. Sedangkan tim penyerang akan berusaha sebaliknya, yaitu menjauhi tim penjaga supaya bisa menghindari tembakan. Tim penjaga berusaha untuk menyusun genteng tersebut menjadi susunan utuh kembali. Jika tidak ada yang terkena lemparan bola oleh tim jaga, dan susunan genteng berhasil kembali disusun tegak, maka permainan berakhir dengan skor 1-0 untuk tim penyerang. Selanjutnya permainan akan diulang seperti itu hingga dapat ditentukan .tim pemenang permainan Permainan boy-boyan ini memang sederhana. Tapi dibalik kesederhanaan itu kami diajarkan tentang bagaimana cara bekerja sama dalam satu tim, yaitu berusaha untuk melindungi kawan supaya tidak terkena tembakan bola lawan. Disamping itu, permainan ini juga melatih konsentrasi. Konsentrasi ketika menembakan bola supaya tepat mengenai genteng dan bisa merobohkannya. Pelajaran lain yang dapat diambil dari permainan boy-boyan ini adalah kami belajar tentang ketepatan dan kecepatan ketika harus menghindari tembakan bola lawan dan menyusun kembali genteng yang berserakan. Manfaat Permainan Selain sebagai hiburan permainan tradisional boy-boyan ternyata memiliki banyak manfaat yang sangat dibutuhkan oleh anak. Manfaat permainan boy-boyan dapat dikelompokkan dalam kelompok kognitif, afektif, psikomotor, dan emosional.. Aspek kognitif. Nilai kognitif yang terkandung didalam permaianan boy-boyan ini yaitu para pemain penyerang harus ber4ikir agar mereka dapat menyusun kembali menara tanpa terkena bola dari kelompok penjaga, begitu juga dengan kelompok penjaga harus berusaha menggagalkan usaha yang dibuat kelompok pemenang untuk menyusun menara. 6leh kerana itu, pemain harus memikirkan dan merencanakan strategi dengan baik agar dapat menjadi pemenang. Aspek afektif. Nilai afektif yang ada di dalam permainan boy-boyan ini diantaranyaadalah memahami konsep sportivitas. Melalui permainan ini anak belajar bersikap sportiif, yaitu bermain secara jujur, memperlihatkan sikap menghargai pemain lain, menerima kemenangan dengan sikap wajar atau menerima kekalahan secara terbuka. Mengenal kerja sama. Pentingnya kerjasama juga dapat dipelajari anak melalui permainan tradisonal ini. Meningkatkan kepercayaan diri. Dalam permainan tradisional rasa percaya diri anak dapat ditumbuhkan. Rasa percaya diri ini sangat penting sebagai bekal dirinya menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya di kemudian hari. Aspek psikomotor yang terkandung didalam permaianan tradisional boy-boyan yaitu, melatih kemampuan fisik anak. Dalam permainan tradisional ini gerak fisik sangat ditekankan. Memainkan permainan ini amat baik untuk meyalurkan energi anak yang berlebih karena anak memang harus banyak bergerak. Dalam permainan ini anak dituntut untuk aktif berlari, kelompok pemenang berusaha menghidari bola yang dilempar kelompok penjaga dan kelompok penjaga berusaha melempar bola agar mengenai kelompok pemain. Aspek sosial, melalui permainan ini anak dapat bersosialisasi dengan tradisonal memungkinkan adanya interaksi sosial. Interaksi dalam permainan tradisonal mendorong anak untuk belajar tentang konsep berbagi, menanti giliran, bermain secara fair, juga mengajarkan arti kemenangan dan kekalahan. Melalui kontak nyata dengan orang lain, anak belajar menemukan siapa dirinya di tengah ruang lingkup pergaulan, apa yang bisa dilakukan, bagaimana dia mampu menyesuaikan diri dengan situasi di sekitanya. Aspek emosinal. Dengan adanya permainan ini anak akan belajar mengelola emosi. Pengelolaan emosi sangat penting bagi anak agar dapat mengendalikan diri di kehidupans osialnya. Selain itu, permainan ini dapat memberikan rasa senang sekaligus untuk melepaskan ketegangan yang dialami anak-anak setelah mengkuti palajaran di sekolah ws7yr.