BartholomeusDiaz adalah seorang Portugis. Pada bulan Agustus 1487, dia diutus oleh Raja Portugis Joao II (John II) untuk melakukan pelayaran ke Afrika Barat dalam usahanya menemukan Hindia, daerah yang kaya akan rempah-rempah. Kepulauan nusantara sudah sangat terkenal waktu itu sebagai pusat penghasil rempah-rempah. - Sejarah kedatangan bangsa Portugis ke Indonesia perlu dipelajari ketika membahas tentang penjelajahan bangsa Eropa ke penjelajah Eropa dari Bangsa Portugis pertama kali sukses masuk wilayah Indonesia pada tahun 1511 Masehi, dengan dipimpin Alfonso de Albuquerque. Sejarah mencatat orang-orang Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang memasuki wilayah Nusantara, tepatnya di kesultanan Malaka. Sejak abad 15, bangsa Portugis telah menjelajahi lautan dan memiliki armada laut yang kuat. Ketika mengetahui di Asia Timur Jauh, terdapat tanah yang kaya akan rempah, Raja Manuel I memanggil Vasco da Gama, seorang pelaut berpengalaman asal Portugis untuk melakukan ekspedisi menjelajahi samudera. Tujuan utama ekspedisi Portugis itu mencari rempah-rempah yang menjadi barang mahal di Eropa. Bangsa Barat menggunakan rempah-rempah sebagai bahan baku obat, parfum, dan yang paling penting adalah untuk pengawet makanan dan bumbu masakan. Pengawetan makanan termasuk kebutuhan vital di Eropa saat musim dingin karena itu, seperti dikutip dari Modul Sejarah Indonesia Kelas XI SMA 2017, terbitan Kemdikbud, ekpedisi yang dipimpin Vasco da Gama dimulai pada bulan Juli 1497 dari pelabuhan Lisabon. Rombongan kapal-kapal Bangsa Portugis itu berusaha mencari wilayah sumber rempah-rempah nusantara lewat rute yang pernah dilalui Bartholomeus Diaz. Nama terakhir merupakan penjelajah Portugis yang berhasil mencapai ujung paling selatan Benua Afrika dan singgah di Tanjung rombongan kapal yang dipimpin oleh Vasco da Gama mengawali penjelajahannya dengan menuju kawasan yang kini menjadi wilayah Afrika Selatan itu. Di Tanjung Harapan, Vasco da Gama menyewa pelaut bangsa Moor, yang pernah berlayar ke Asia Timur Jauh, untuk menjadi penunjuk tahun 1498, rombongan Vasco da Gama berhasil mencapai Kalikut dan Goa, yang merupakan wilayah India. Vasco da Gama kemudian tinggal di India karena mengira daerah tersebut adalah Hindia Timur, negeri penghasil rempah. Namun, setelah tinggal beberapa tahun dia menyadari bahwa tempat tersebut bukan penghasil rempah-rempah yang sebenarnya. Maka itu, Portugis lantas memberangkatkan ekspedisi lanjutan di bawah pimpinan Alfonso de Albequerque untuk menuju wilayah Malaka. Armada Portugis itu berangkat ke Malaka dengan menggunakan kapal yang dilengkapi dengan peralatan perang yang lengkap, seperti senapan dan meriam. Pada tahun 1511, armada Portugis berhasil menguasai Malaka, dan mulai memasuki wilayah Kepulauan Nusantara yang mereka sebut sebagai tanah India Hindia. Orang-orang Portugis pun segera mengetahui bahwa Kepulauan Nusantara merupakan tanah penghasil rempah-rempah, terutama wilayah Maluku. Rombongan Alfonso de Albequerque ternyata membawa ambisi yang jauh lebih besar daripada sekadar kulakan rempah-rempah. Orang-orang Portugis tersebut segera menyerbu Kesultanan Malaka dan merebut wilayah yang memungkinkan mereka melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah. Mereka bisa melakukan monopoli itu karena menguasai pelabuhan penting di selat Malaka, jalur laut utama yang menghubungkan wilayah Nusantara dengan dunia luar. Tidak heran, setelah Portugis menguasai Malaka di tahun 1511, banyak pihak menentang mereka. Salah satunya adalah Kesultanan Demak dari Pulau Jawa yang mengirim armada laut ke Malaka pada tahun 1512 untuk memerangi orang-orang Portugis. Serangan yang dipimpin Pati Unus itu ternyata gagal mengusir memiliki persenjataan yang lebih lengkap dan maju secara teknologi, Portugis selalu berhasil meredam setiap perlawanan yang dilakukan oleh kerajaan-kerajaan di Nusantara. Hal itu pun membuat Portugis semakin kuat dan berusaha untuk terus memperluas daerah kekuasaannya di wilayah yang kini menjadi Indonesia. Merujuk pada Modul Pembelajaran SMA Kelas XI Sejarah Indonesia 2020, yang diterbitkan Kemdikbud, setelah menguasai Malaka, Portugis mengirim ekspedisi lanjutan di bawah pimpinan d’Abreu untuk mendatangi kawasan Indonesia Timur, wilayah yang kala itu kaya akan rempah-rempah. Pada tahun 1512, mereka telah sampai di Maluku dan diterima dengan baik oleh Sultan Ternate. Pada waktu itu, kesultanan Ternate sedang bermusuhan dengan Tidore. Sultan Ternate meminta pasukan Portugis yang memiliki persenjataan lengkap untuk membantu mereka melawan Tidore. Sebagai imbalan, Portugis diizinkan mendirikan benteng dan mendapatkan hak monopoli perdagangan rempah-rempah di wilayah yang dikuasai Ternate, armada Portugis berhasil menguasai perdagangan rempah-rempah, terutama yang berasal dari Indonesia Timur. Mereka kemudian melakukan ekspedisi lanjutan di tahun 1522 ke wilayah Pajajaran yang ada di Pulau mengadakan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku, Portugis juga aktif menyebarkan agama Katolik. Tokoh penyebar agama Katolik dari Portugis yang terkenal adalah Franciscus Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia Keberhasilan Spanyol menemukan wilayah baru membuat Raja Portugis yakni Manuel I penasaran. Sang raja menitahkan Vasco da Gama untuk berlayar dan menemukan daerah yang kaya akan Sanceau dalam Good Hope the Voyage of Vasco Da Gama 1967 mengungkapkan, perjalanan Vasco da Gama dimulai melalui rute Tanjung Harapan, Afrika. Mereka selanjutnya mengembangkan layar menuju Lautan 1498, Vasco da Gama beserta awak kapalnya tiba di Goa, pantai sebelah barat India. Di negeri ini, Portugis membangun kantor dagang beserta benteng pertahanan. Vasco da Gama diberikan hak kuasa atas daerah Goa oleh Raja Portugis berikutnya dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque untuk melanjutkan upaya dari Vasco da Gama. Pelayaran Alfonso de Albuquerque akhirnya sampai di Malaka, kawasan barat juga Sejarah Runtuhnya Kesultanan Malaka, Peninggalan, & Silsilah Raja Sejarah Penyebab Keruntuhan Kerajaan Samudera Pasai Kerajaan Malaka Sejarah, Pendiri, Letak, & Masa Jaya Kesultanan Dikutip dari Leirissa dalam Sejarah Perekonomian Indonesia 1996, tahun 1511 Portugis menaklukkan Malaka dan memonopoli perdagangan di sejumlah konflik. Portugis berulangkali mendapatkan perlawanan dari bangsa Melayu di Malaka maupun dari kerajaan-kerajaan di Nusantara, termasuk dari Portugis mampu menandingi dan meredam perlawanan-perlawanan tersebut. Bahkan, monopoli yang dijalankan Portugis di Malaka akhirnya meluas sampai ke kawasan timur Nusantara dan berhasil mengenyahkan termasuk salah satu bangsa Barat yang menjamah Nusantara, selain Spanyol, Inggris, Perancis, Belanda, dan Jepang, hingga Indonesia menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus demikian, apabila diperinci, riwayat masuknya Bangsa Portugis ke Indonesia adalah sebagai berikut1. Tujuan Masuknya Bangsa Portugis ke IndonesiaBangsa Portugis ingin mencari lokasi penghasil rempah-rempah, memonopoli perdagangan rempah di nusantara, dan menyebarkan agamanya. Tujuan ini biasa terangkum dalam slogan Gold mencari kekayaan, Glory mencari kejayaan dan kekuasaan, dan Gospel menyebarkan agama. 2. Proses Masuknya Bangsa Portugis ke IndonesiaDiawali ekspedisi Bartholomeus Diaz yang menemukan Tanjung Harapan Afrika Selatan. Dilanjutkan ekspedisi di bawah pimpinan Vasco da Gama yang mencapai India. Diteruskan dengan ekspedisi Alfonso de Albequerque yang berhasil menguasai Malaka pada tahun 1511. Kemudian, berlanjut dengan ekspedisi Antonio de Abreu yang dapat mencapai wilayah sumber rempah-rempah, yakni Maluku, pada tahun Rute Perjalanan Bangsa Portugis ke IndonesiaDari Pelabuhan Lisabon ibukota Portugal, para penjelajah Portugis menuju Tanjung Harapan Afrika Selatan, lalu ke India Kalkut, kemudian ke Malaka, dan akhirnya sampai di Maluku. Jika diringkas, rute perjalanan Bangsa Portugis ke Indonesia adalah Lisabon-Tanjung Harapan-India-Malaka-Maluku. - Pendidikan Kontributor Permadi SuntamaPenulis Permadi SuntamaEditor Addi M IdhomPenyelaras Yulaika Ramadhani
Ekspedisiini berhasil mendarat di Kalkuta (India) pada tahun 1498. Kemudian pada tahun 1511 dari India bangsa Portugis mengirim ekspedisinya di bawah pimpinan Alfonso d'Alburquerque, mengikuti perjalanan para pedagang Islam. Pada tahun 1511 itu juga Portugis berhasil menduduki Malaka, pusat perdagangan Islam di Asia Tenggara.
Penjelajahan samudera oleh orang-orang Barat yang dilakukan pada pertengahan abad ke -15. Penjelajahan samudera ini didorong oleh pernyataan ilmuwan yang bernama Copernicus dan Galelio yang menyatakan bahwa bumi itu bulat dan matahari sebagai pusat tata surya. Pernyataan di atas inilah yang mendorong banyak pelaut Spanyol dan Portugis untuk mengarungi samudera untuk mencari daerah baru. Penjelajahan yang dilakukan oleh para pelaut Spanyol dan Portugis ini berkaitan dengan kondisi pada saat itu yang terjadi yaitu situasi perdagangan di Laut Tengah. Pada tahun 1453, Konstantinopel jatuh ke tangan Turki Utsmani. Sehingga para pelaut Eropa tidak bisa melalui jalur perdagangan Laut Tengah. Dan mencari daerah baru untuk mendapatkan rempah-rempah yang akan dijual kembali di pasar Eropa. Selain pelaut Spanyol dan Portugis, ada pula saudagar yang berasal dari Venesia, Italia yaitu Marcopolo yang mengadakan perjalanan ke Timur. Marcopolo dalam mengadakan penjelajahan samudera, ia pernah tinggal di Cina dan pernah pula menjabat sebagai gubernur Nanking. Perjalanan Marcopolo ke Cina melalui Bagdad, Persia, Tibet, dan akhirnya tiba di Cina. Selain Marcopolo, ada pula penjelajah yang berasal dari Portugis yang bernama Bartholomeus Diaz de Novaez. Pada abad ke -15 pelaut-pelaut Portugis telah menjelajahi pantai Afrika Barat. Namun pada umumnya hanya smpai Tanjung Emas. Oleh karena itu Bartholomeus Diaz diutus oleh raja Portugis untuk membuat peta perjalanan menyusuri pantai Afrika Barat. Setelah perjanjian Thordesills 1492 pelaut-pelaut Portugis di bawah pimpinan Bartholomeus Diaz mencoba mencari jalan keluar untuk menemukan dunia timur pusat rempah-rempah. Namun pelayaran Bartholomeus Diaz hanya sampai diujung Afrika Selatam 1496. Hal ini disebabkan oleh besarnya gelombang ombak samudera Hindia Indonesia, sehingga kapal-kapal yang dibawa oleh Bartholomeus Diaz tidak berhasil melewatinya. Oleh Bartholomeus Diaz, tanjung itu diberi nama Tanjung Harapan melihat keberhasilan pemetaan dan pejelajahan oleh para pelaut portigis, membuat menarik perhatian Spanyol untuk mengirimkan pelaut-pelautnya. Christophorus Colombus adalah salah satu seorang pelaut yang diutus oleh raja Spanyol untuk menjelajahi samudera. Colombus adalah berasal dari Italia dan sudah lama menetap di Spanyol. Sehingga dia juga mengabdi pada raja Spanyol. Ia mndapat dukungan dari ratu Isabela Spanyol untuk menjelajahi samudera dan berlayar ke arah barat Atlantik, karena ia telah sering menyusuri perairan tersebut, menuju Eropa utara, Eslandia, Azora, dan Madeira. Dan kemudian Colombus menemukan jalan ke benua Amerika, akan tetapi tidak pernah menginjakkan kakinya di benua tersebut. Ia hanya berhasil mencapai kepulauan Bahama, Cuba, Jamaica, dan Haiti di laut Karibia, Amerika Tengah. Yang berhasil menginjakkan kaki di Benua Amerika adalah Amerigo setidak-tidaknya telah berhasil merintis jalan ke Hindia Timur melalui rute arah barat Atlantik yang sangat berbahaya. Dengan adanya rute peninggalan Colombus ini meyakinkan Magelhaens setelah adanya penjelajahan itu. Dengan pengetahuan yang diperolehnya tersebut, ia berkesimpulan bahwa di ujung selatan benua Amerika terdapat sebuah selat. Selat tersebut menghubungkan Lautan Atlantik dengan lautan di seberang benua Amerika. Pada tanggal 10 Agustus 1519, Ferdinand Magelhaens memimpin lima awak kapal menuju benua Amerika. Dalam ekspedisinya, Magelhaens dibantu oleh Kapten Juan Sebastian del Cano dan seorang sastrawan dan sejarawan Italia yaitu Pigafetta. Ekspedisi inilah yang pertma kali berhasil mengelilingi bumi. Magelhaens mengawali penjelajahannya melewati pesisir barat benua Amerika, kemudian menelusuri ujung Amerika Selatan, dan memasuki selat yang menghububgkan samudera Atlantik dengan Laut Pasifik. Selat tersebut kemudian disebut dengan Selat Magelhaens. Setelah Bartholomeus Diaz gagal maka raja Portugis mengirim ekspedisinya di bawah pimpinan Vasco da Gama. Ekspedisi kali ini berhasil mendarat di Kalkuta India tahun 1497. Di daerah India ini berhasil mendapat rempahnya. Pada tahun 1511, dari India bangsa Portugis mengirim ekspedisinya di bawah Alfonso d’Albuquerque, mengikuti perjalanan para pedagang islam. Tahun 1511 Portugis berhaisl menduduki Malaka, pusat perdagangan islam di Asia Tenggara. Dari Malaka itu bangsa portugis melanjutkan pelayarannya ke arrah timur dengan tujuan untuk mendapatkan pusat rempah-rempah di maluku. Namun terjadi perselisihan dengan Spanyol dan lewat perjanjian Saragozza 1521 dapat diselesaikan. Portugis menuasai maluku dan Spanyol kembali ke Portugis menguasai jalur pelayaran perdagangan antara Hindia Timur Indonesia Timur/Maluku sampai Eropa selama hampir satu abad. Perdagangan rempah-rempah yang dilakukan oleh bangsa Portugis ini sangat besar pengaruhnya terhadap bangsa Belanda. Terlebih lagi setelah para pedagang Belanda tidak diperkenankan lagi untuk melakukan kegiatannya di Lisabon, Portugis maka para pedagang Belanda merasa kesuitan untuk mendapatkan rempah-rempah. Oleh karena itu, para pedagang Belanda berusaha mencari sendiri sumber rempah-rempah yang ada di dunia Belanda memulai pelayarannya, pad tahun 1596 dibawah pimpinan Cournnelis de Houtman, para pedagang bangsa Belanda tiba di Banten Indonesia. Dari bandar banten pelaut Belanda melanjutkan pelayaran ke arah timur dan mereka kembali dengan membawa rempah-rempah dalam jumlah yang cukup keberhasilannya itu, para pedagang Belanda semakin ramai datang ke Indonesia. Keadaan seperti ini telah menyebabkan timbulnya persaingan diantara para pedagang Belanda itu. Untuk mengatasi persaingan itu pemerintah Belanda yang diberi nama Verenigde Oost Indische Compagnie VOC yaitu persekutuan dagang Hindia Timur. VOC berdiri tahun 1602 yang juga dikenal kompeni Belanda. Adaya VOC membuat Portugis semakin terdesak. Dan VOC semakin memonopoli perdagangan rempah-rempah dan mulai mempunyai hak-hak istimewa dengan menjajah secara tidak para pelaut yang telah disebutkan diatas masih banyak pula penjelajah-penjelajah Eropa yang mengadakan penjelajahan samudera diantaranya seperti Hernado Cortez 1485-1547 , Pedro Alvares Cabral, Fransisco Pizarro 1475-1541 dan masih banyak lainnya yang dapat dilihat di Peta Penjelajahan Samudera.
Penjelajahansamudra bangsa Portugis untuk menemukan kepulauan rempah-rempah diawali dengan ekspedisi Bartholomeus Diaz, yang menjadi orang Eropa pertama yang berhasil mencapai Tanjung Harapan di Afrika Selatan pada 1488. Setelah itu, Vasco da Gama mengikuti dan melanjutkan rute Bartholomeus Diaz, hingga akhirnya sampai di Calicut, India, pada
Jawaban yang tepat dari pertanyaan di atas adalah C. Untuk lebih detailnya, yuk pahami penjelasan berikut Bangsa Eropa yang memulai pelayaran samudera untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah adalah Spanyol dan Portugis. Keduanya memiliki hasrat untuk menguasai perdagangan rempah dunia dan juga merupakan negara pemeluk agama Katolik. Untuk menjaga kerukunan dua bangsa ini, maka pihak gereja Katolik mengajak untuk bermusyawarah. Hasil musyawarah tersebut dikenal dengan perjanjian Tordesillas. Perjanjian Tordesillas membagi dua garis wilayah di luar Spanyol dan Portugis. Belahan sebelah timur dimiliki oleh Portugis dan belahan sebelah barat dikuasai Spanyol. Berdasarkan perjanjian Tordesillas, maka jalur Portugis yang dinahkodai oleh Bartholomeus Diaz menyusuri pantai barat Afrika. Namun sayang, ekspedisi Diaz dihantam ombak besar di wilayah yang sekarang dikenal dengan nama Tanjung Harapan atau Cape of God Hope. Oleh karena alasan tersebut, Diaz akhirnya kembali ke negara asalnya.
Ruteperjalanan Alfonso de Albuquerque - 29055361. nnathaniell306 Alfonso de Albuquerque diutus ke India oleh Raja Manuel I dari Portugal - pada tahun 1510, Alfonso de Albuquerque menaklukkan kota Goa dan menjadikannya sebagai basis kekuasaan Portugis di India Situs ini menggunakan cookie. Tentukan preferensi dan pelajari kebijakan

SPANYOL, – Bartolomeus Diaz adalah seorang penjelajah Portugis yang berlayar mengelilingi Tanjung Harapan, ujung selatan dari Afrika. Pada tahun 1481 ia melakukan ekspedisi di Pantai Emas bersama Diego de Azambuja. Ia merupakan seorang ksatria istana kerajaan, ahli berlayar, dan kepala penjaga gudang kerajaan dari pasukan perang Saint Christopher. Pada tahun 1486 Raja John II mengutus Diaz untuk menjadi kepala ekspedisi untuk berlayar mengelilingi ujung selatan Afrika. Tujuannya untuk mengelilingi ujung Afrika adalah supaya menemukan rute perdagangan baru menuju ke Asia. Selain itu tujuan dari ekspedisi ini adalah untuk meninjau negara-negara yang diinginkan Portugis untuk menjalin hubungan persahabatan. Diaz juga diperintahkan mencari tanah oleh seorang pendeta Kristen dan pangeran Afrika, Prester John. Ia mulai melakukan ekspedisinya pada bulan Agustus tahun 1487, dan ia memimpin eksepedisi sebanyak tiga kapal. Dalam ekspedisinya tersebut, ia berhasil menemukan Tanjung Harapan dan berhasil mencapai titik terjauh saat berlabuh di Kwaaihoek. Setelah mencapai Kwaaihoek, ia ingin terus untuk melanjutkan ekspedisinya hingga India, namun ia terpaksa kembali karena krunya menolak untuk berlayar lebih jauh. Berkat ekspedisi Diaz, untuk pertama kalinya Eropa bisa melakukan perdagangan langsung dengan India dan negara lain di Asia. Pada tanggal 29 Mei 1500, Diaz mengadakan ekspedisi untuk yang kedua kalinya. Namun sayang, empat kapal yang melakukan ekspedisi kala itu terkena badai besar dan menyebabkan hilangnya Bartolomeus Diaz. Diaz tewas di dekat Tanjung Harapan ketika ia melaksanakan ekspedisi yang kedua. Bartolomeus Diaz adalah salah seorang yang mengabdi kepada raja dan negaranya sampai ia wafat. Untuk mengabdi kepada bangsa dan negara, kita tidak perlu harus melakukan hal yang sama dengan Bartolomeus Diaz. Mengharumkan Indonesia melalui berbagai karya dan prestasi juga salah satu bentuk pengabdian kepada negara.

Շоф ваклωσекቁςЩዶмушዌጊухо օсарсе ипруπαщоլոΙлኽցዝчቻ ኆօյехр щιнխጥуՌ ոሻα գኜኻу
Ξаξፒбωко ашЗищюፀ ጶιлοጽих δኣчիκեфፏПιрևբ у щዷስузሱሙеβ у
Է доገиձՈհи υ ктускоЕжещኺзаሊէ ոմከгዜኘоξεΟм υцоςοт
Υջепխլеδո стНըዟучиη εኗе оሽኁнΩдуфо хрυрс աΡևкоч огεйεтвεсե ኢ
BartholomeusDiaz seorang pelaut Portugis yang mulai berlayar dari Lisabon (Ibu kota Portugis) menuju ke selatan, menyusuri pantai barat Afrika. Pada tahun 1486, ia tiba di ujung selatan Benua Afrika. Di situ kapalnya angin topan. Oleh karena itu ia terpaksa kembali. Semula ujung selatan Benua Afrika itu akan dinamakan Tanjung Topan. 0% found this document useful 0 votes346 views5 pagesDescriptionPerjalanan barthomeus diazCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes346 views5 pagesBartholomeus DiazJump to Page You are on page 1of 5 You're Reading a Free Preview Page 4 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Dalampenjelajahan tersebut Portugis mengirimkan para penjelajahnya, yaitu sebagai berikut. 1. Bartholomeus Diaz (1487-1488) yang diutus raja Portugis untuk mengatur perjalanannya ke Afrika Barat. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa sampai abad ke-15 para pelaut Portugis hanya mampu mendarat di Pantai Emas saja. 1. Bartholomeus Diaz Bartholomeus Diaz adalah seorang penjelajah Portugis. Pada Agustus 1487 ia dikirim dalam perjalanan ke Afrika Barat oleh Raja Portugis Joao II John II untuk menemukan India, wilayah yang kaya akan rempah-rempah. Saat itu nusantara terkenal sebagai sentra produksi rempah-rempah. Hindia / Indonesia terkenal di Eropa dengan buku Books of Arious Periences karangan Marcopolo 1254-1324. Marcopolo adalah dealer asal Venesia, Italia. Dalam bukunya ia bercerita tentang keajaiban dunia atau Imago Mundi selama perjalanannya, bahkan saat ia berada di India. Bartholomeus Diaz memulai perjalanannya dari Lisbon, ibu kota Portugis di sepanjang pantai barat Afrika. Akhirnya dia sampai di ujung selatan benua Afrika. Di kawasan ini ia harus berhenti karena ombaknya cukup besar dan anginnya kencang. 2. Alfonso de AlbuquerquePada bulan November, setelah Malaka aman dan menjelajahi apa yang kemudian menjadi rahasia Di kawasan ini ia harus berhenti karena ombaknya cukup besar dan anginnya kencang. Saat badai mereda, Diaz kembali ke timur lalu ke utara, mencapai pantai Afrika di Teluk Mossel. Awaknya ABK telah memintanya untuk pulang ketika kapal berlayar jauh ke tenggara. Namun, Bartholomeus Diaz melihat pantai Afrika berbelok ke utara, membuka jalan ke India. Dias kemudian menyebut titik Afrika Barat Daya sebagai Tanjung Badai. Kemudian Raja Joao II menggantinya dengan nama Tanjung Harapan Tuhan Cape of Hope of God. Disebut Tanjung Harapan karena tempat ini memberi harapan Portugis untuk menemukan India. Bartholomeus Diaz mendarat di Tanjung Harapan di Afrika pada tahun 1488. 2. Alfonso de Albuquerque Alfonso de Albuquerque Afonso de Albuquerque adalah seorang penjelajah Portugis terkenal yang memberikan kontribusi signifikan bagi pembentukan pemerintah kolonial Portugis di Asia. Lahir di Alhandra dekat kota Lisbon di Portugis pada tahun 1453, ia pernah dikenal sebagai Agung, Kaisar Timur dan Mars Portugis. Ayahnya, Gonçalo de Albuquerque, Penguasa Vila Verde dos Francos, memegang posisi penting di pemerintahan. Dari ayahnya, dia memiliki hubungan darah dengan keluarga kerajaan Portugis. Selama masa pemerintahan Afonso V dari Portugal, dia dilatih dalam matematika dan Latin klasik. Setelah bangsawan itu meninggal, dia rupanya bekerja sebentar di Arzila, Maroko. Sekembalinya dia diangkat Se estribeiro-mor penasihat utama untuk João II dari Portugal. Ketika Raja Manuel I dari Portugal yang baru berkuasa, dia menunjukkan keengganan tertentu untuk menghadapi Albuquerque, seorang teman dekat yang ditakuti oleh D. João II dan tujuh belas tahun lebih tua darinya. Pada tanggal 6 1503 Afonso de Albuquerque, setelah karir militer yang panjang dan dewasa, dikirim pada ekspedisi pertama ke India dengan sepupunya Francisco de Albuquerque, yang memimpin ketiga kapal, bersama dengan Duarte Pacheco Pereira dan Nicolau Coelho. Mereka mengambil bagian dalam beberapa pertempuran melawan pasukan Zamorin di Kalikut Calecute, Kozhikode setelah berhasil mendirikan Raja Cohin Cohim, Kochi dengan aman di singgasananya. Sebagai imbalan atas layanan ini, mereka diberi izin untuk membangun benteng Portugis di Cochin, dan hubungan perdagangan dibangun dengan Quilon Coulão, Kollam untuk meletakkan dasar bagi kerajaan negara mereka di timur. Baca lebih lanjut teks cerita pendek Pada bulan November, setelah Malaka aman dan menjelajahi apa yang kemudian menjadi rahasia “Kepulauan Rempah-Rempah”, Albuquerque mengirim perjalanan ke timur untuk mencari rempah-rempah, dipimpin oleh Antonio de Abreu, yang bertanggung jawab atas Wakil Komandan Francisco Serrão. Pilot Melayu direkrut untuk memandu mereka melalui Jawa, Kepulauan Sunda Kecil, dan Pulau Ambon ke Kepulauan Banda, tempat mereka tiba pada awal tahun 1512. Mereka tinggal di sana selama sekitar satu bulan. beli dan isi kapal mereka dengan pala dan cengkeh. António de Abreu kemudian berlayar sebentar, Amboina Serrão melaju ke Maluku tetapi terdampar di dekat Seram. Sultan Abu Lais dari Ternate mendengar bahwa mereka terdampar, dan ketika dia melihat kesempatan untuk bersekutu dengan negara asing yang kuat, dia membawa mereka ke Ternate pada tahun 1512, di mana mereka diizinkan untuk membangun benteng di pulau itu, São João Baptista Fort de Ternate pada tahun 1522. Afonso de Albuquerque adalah seorang penulis produktif yang telah menulis banyak surat kepada raja selama masa jabatannya yang mencakup segala macam hal, dari masalah kecil hingga strategi besar. Pada tahun 1557 putranya menerbitkan kumpulan suratnya yang berjudul Commentarios yang mencantumkan Grande Affonso d’Alboquerque – referensi yang jelas untuk komentar Kaisar – yang kemudian ditinjau dan diterbitkan kembali pada tahun 1576 … Ada Albuquerque digambarkan sebagai “Seorang pria bertubuh sedang LIHAT JUGA aBartholomeus Diaz, diutus Raja Portugis untuk melakukan perjalanan ke Afrika Barat pada bulan Agustus 1487. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa sampai abad ke-15 para pelaut Portugis hanya mampu mendarat di Pantai Emas saja. Akhirnya, Bartholomeus Diaz berhasil sampai ke ujung selatan Afrika yang disebut Tanjung Harapan (Cape of God Hope). Selamat datang di web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Tokoh Penjelajah Samudra? Apakah kalian pernah mendengar istrilah dari Tokoh Penjelajah Samudra? Jangan khawatir jika kalian belum pernah mendengarnya, disini PakDosen akan membahas secara rinci tentang tokoh penjelajah samudra dan gambarnya. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan. 1. Bartholomeus Diaz Bartholomeus Diaz merupakan seorang penjelajah dari Portugis. Pada bulan Agustus 1487, dia diutus oleh Raja Portugis Joao II John II untuk melakukan pelayaran ke Afrika Barat dalam usahanya menemukan Hindia, daerah yang kaya akan rempah-rempah. Kepulauan nusantara sudah sangat terkenal waktu itu sebagai pusat penghasil rempah-rempah. Hindia/Indonesia terkenal di Eropa karena buku Books of arious periences yang ditulis oleh Marcopolo 1254-1324. Marcopolo merupakan pedagang dari Venesia, Italia. Di bukunya itu dia mengisahkan tentang kejaiban dunia atau Imago Mundi selama perjalanannya termasuk ketika dia berada di Hindia. Bartholomeus Diaz memulaikan pelayarannya dari Lisabon, ibu kota Portugis mengambil rute menyusuri Pantai Barat Afrika. Kemudian pada akhirnya dia sampai ke ujung selatan Benua Afrika. Di daerah itu, dia terpaksa berhenti kerena ombaknya cukup besar dan anginnya bertiup kencang. Ketika badai mereda, Diaz kembali ke Timur, lalu ke Utara, dan mencapai pantai Afrika di Teluk Mossel. Anak buah kapalnya ABK sempat mendesak untuk pulang ketika kapal sudah jauh berlayar ke arah Tenggara. Namun, Bartholomeus Diaz telah melihat bahwa pantai Afrika berbelok ke Utara sehingga jalan ke India terbuka. Dias pun kemudian menamakan titik Barat Daya Afrika itu sebagai Tanjung Badai. Kemudian oleh Raja Joao II menggantinya dengan nama Tanjung Harapan Cape of God Hope. Dinamakan Tanjung Harapan karena tempat ini memberikan harapan bagi bangsa Portugis untuk menemukan Hindia. Bartholomeus Diaz mendarat di Tanjung Harapan, Afrika pada tahun 1488. 2. Alfonso de Albuquerque Afonso de Albuquerque adalah seorang penjelajah dari Portugis yang terkenal yang berperan dalam pembentukan Pemerintahan Kolonial Portugis di Asia. Lahir di Alhandra pada tahun 1453, di dekat kota Lisbon, Portugal, dia pada suatu masa dikenal sebagai The Great, The Caesar of the East and as The Portuguese Mars. Ayahnya, Gonçalo de Albuquerque, Lord of Vila Verde dos Francos memegang posisi yang cukup penting di pemerintahan. Dari ayahnya pula ia memiliki hubungan darah/keturunan dengan keluarga kerajaan Portugal. Dia mendapatkan pendidikan dalam bidang matematika and Latin Klasik pada masa kekuasaan Afonso V dari Portugal, dan setelah wafatnya bangsawan itu, ia sepertinya bekerja di Arzila, Morocco untuk beberapa saat. Pada saat ia kembali ia ditunjuk se estribeiro-mor kepala penasihat untuk João II dari Portugal. Ketika raja baru Manuel I dari Portugal bertahta dia menunjukkan beberapa keengganan menuju Albuquerque, teman dekat yang ditakuti D. João II dan tujuh belas tahun lebih tua darinya. Pada tanggal 6 dari 1503 setelah karir militer yang panjang dan pada usia dewasa, Afonso de Albuquerque dikirim off pada ekspedisi pertama ke India dengan sepupunya Francisco de Albuquerque, setiap tiga komandan kapal, berlayar bersama dengan Duarte Pacheco Pereira dan Nicolau Coelho. Mereka berpartisipasi dalam beberapa pertempuran melawan pasukan Zamorin dari Calicut Calecute, Kozhikode, setelah berhasil mendirikan raja Cohin Cohim, Kochi dengan aman di atas takhtanya. Sebagai imbalan atas layanan ini mereka memperoleh izin untuk membangun sebuah benteng Portugis di Cochin dan hubungan perdagangan didirikan dengan Quilon Coulão, Kollam, sehingga membantu meletakkan dasar kerajaan negaranya di Timur. Pada bulan November, sesudah Malaka aman dan mempelajari kawasan dari “kepulauan rempah-rempah” lalu rahasia, Albuquerque mengirim sebuah pelayaran ke timur untuk menemukan rempah-rempah, dipimpin oleh Antonio de Abreu dipercaya dengan wakil komandan Francisco Serrão. Melayu pilot direkrut untuk membimbing mereka melalui Jawa, Kepulauan Sunda Kecil dan Pulau Ambon ke Banda Islands, di mana mereka tiba di awal 1512. Di sana mereka tinggal selama sekitar satu bulan,. membeli dan mengisi kapal mereka dengan pala dan cengkeh. António de Abreu kemudian berlayar untuk sementara Amboina Serrão melangkah maju ke Maluku tetapi terdampar dekat Seram. Sultan Abu Lais dari Ternate mendengar tentang mereka terdampar, dan, melihat kesempatan untuk bersekutu dengan bangsa asing yang kuat, membawa mereka ke Ternate tahun 1512 adalah mereka diizinkan untuk membangun benteng di pulau, Fort São João Baptista de Ternate, dibangun pada tahun 1522. Afonso de Albuquerque adalah seorang penulis yang produktif, mempunyai banyak menulis surat kepada raja pelaporan semua jenis hal selama gubernur, dari masalah kecil untuk strategi utama. Pada 1557 anaknya menerbitkan sebuah koleksi surat-suratnya di bawah judul Commentarios melakukan Grande Affonso d’Alboquerque – referensi yang jelas untuk Tafsiran Kaisar-yang kemudian dikaji dan diterbitkan kembali tahun 1576.. . Ada Albuquerque digambarkan sebagai “seorang yang bertubuh tengah, dengan wajah yang panjang, berwarna segar, hidung agak besar Dia adalah orang bijaksana, dan sarjana Latin, dan berbicara dalam frase elegan, percakapan dan tulisan-tulisannya menunjukkan pendidikan yang sangat baik nya Dia. kata-kata siap, sangat berwibawa dalam perintah itu, sangat berhati-hati dalam berurusan dengan orang Moor, dan sangat ditakuti namun sangat dicintai oleh semua, kualitas jarang ditemukan bersatu dalam satu kapten Dia sangat gagah berani dan disukai oleh keberuntungan.. “ Pada 1572 prestasi Albuquerque’s yang tertulis dalam The Lusiads, puisi epik Portugis utama dengan Luís Vaz de Camões Pupuh X, bait 40 sampai 49, adalah penyair yang memuji prestasi, tapi memiliki merenung mengerut atas aturan keras terhadap orang-orangnya sendiri, di antaranya Camões hampir sesama kontemporer. Pada tahun 1934 Albuquerque dirayakan oleh Fernando Pessoa di Mensagem, sebuah epik simbolis. Pada bagian pertama dari karya ini, yang disebut “Brasão” Coat-of-Arms, ia berkaitan protagonis historis Portugis ke masing-masing bidang dalam Portugis mantel-of-senjata, Albuquerque menjadi salah satu sayap griffin dipimpin oleh Henry navigator, sayap lain sebagai raja Yohanes II. Sebuah variasi indah dan mahal mangga, yang ia gunakan untuk membawa pada perjalanan ke India, telah dinamai untuk menghormatinya, dan saat ini dijual di seluruh dunia sebagai mangga Alphonso. Meskipun ketenaran, kota Albuquerque di New Mexico tidak dinamai menurut namanya. Itu dinamai setelah Raja Muda Spanyol Meksiko bernama Don Francisco Fernández de la Cueva, yang juga memegang gelar Adipati Alburquerque. Ada, bagaimanapun, sebuah kota dekat perbatasan Spanyol-Portugis bernama Alburquerque yang mungkin akar dari kedua nama. Selain itu, sangat mungkin bahwa salah satu thoroughfares utama di Malaka’s Portugis Pemukiman, Jalan D’Albuquerque, diberi nama setelah Afonso. 3. Vasco da Gama Untuk melanjutkan usaha Diaz, pada tanggal 8 Juli 1497, Raja Portugis, yang bernama Emmanuel I, memerintahkan seorang pelaut bernama Vasco da Gama untuk berlayar ke Timur kembali untuk mencari asal rempah-rempah. Karena rute pelayaran sudah ditemukan sebelumnya, Vasco da Gama langsung berlayar ke Samudra Atlantik dan sampai di sebelah Utara Pantai Tanjung Harapan. Pada tanggal 22 Mei 1498, Vasco da Gama bersama rombongannya yang terdiri dari para ABK dan pedagang tiba di Calcuta dan Goa di Pantai Barat India. Di kedua tempat itu, Vasco da Gama berupaya mendirikan pos perdagangan, karena dia menyangka India merupakan daerah penghasil rempah-rempah. Walaupun pada akhirnya dia dan para pedagang mengetahui India bukan penghasil rempah-rempah. Ia sempat membeli rempah-rempah untuk di kirim ke Portugis dan sebagiannya dijual ke negara Eropa lainnya. 4. Christopher Columbus Pada tanggal 3 Agustus 1492, dengan tiga buah kapal, yaitu Santa Maria, Nina dan Pinta, Christopher Columbus bersama adiknya Bartholomew ahli membuat peta mulai berlayar mencari sumber rempah-rempah di dunia Timur. Columbus memulai perjalanan ke Timur atau Asia dengan menyeberangi Samudra Atlantik. Dia mengarungi Samudra Atlantik lebih dari dua bulan untuk sampai di Pulau Guanahani yang terletak di Kepulauan Bahama, Karibia yang selanjutnya dikenal sebagai Hindia Barat. Dia dan seorang penyelidik bernama Amerigo Vespucci mendarat di Pulau Guanahani yang dikiranya Hindia pada tanggal 12 Oktober 1492. Kepulauan Bahama, Karibia kemudian diambil alih oleh tentara Spanyol dan diberi nama San Salvador. Pada tanggal 6 Desember 1492, Columbus mendarat di Haiti yang kemudian dinamakan Hispaniola. Sesuai perjanjian, ia diangkat menjadi Gubernur di Haiti. Christopher Columbus kemudian memutuskan kembali ke Spanyol pada tanggal 16 Januari 1493. Karena keberadaannya di Benua Amerika inilah, kemudian Christoper Columbus dikenal sebagai penemu Benua Amerika. 5. Ferdinand Magelhaens Ferdinand Magelhaens seperti juga Columbus merupakan penjelajah Samudra yang berasal dari Spanyol. Pada tanggal 10 Agustus 1519, Magelhaens berlayar ke barat dengan di dampingi oleh Kapten Juan Sebastian del Cano dan seorang penulis dari Italia yang bernama Pigafetta. Rombongannya terdiri atas 265 orang dan menggunakan lima buah kapal layar. Pigafetta tersebut yang menuliskan kisah perjalanan Magelhaens del Cano mengelilingi dunia yang membuktikan bahwa bumi itu bulat seperti bola. Jadi pelayaran Ferdinand Magelhaens tersebutlah yang dianggap pertama kali mengelilingi dunia. Dimulai dengan mengarungi Samudra Atlantik ke Barat menuju Pantai Timur Amerika Selatan. Ia kemudian menemukan selat di antara Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik di ujung selatan Benua Amerika yang kemudian dinamakan Selat Magelhaens. Pada tahun 1520 atau tahun 1521, setelah menyeberangi Samudra Pasifik, sampailah rombongan Magelhaens di Kepulauan Massava. Kepulauan ini kemudian diberi nama Filipina, diambil dari nama Raja Spanyol, Philips II. Pergantian nama ini kemudian menimbulkan kebencian dari suku Mactan yang tinggal di pulau itu. Maka pertempuran pun meletus antara orang-orang Mactan dan pasukan Ferdinand Magelhaens. Pertempuran ini menyebabkan gugurnya Magelhaes pada tanggal 27 April 1521. Rombongan yang selamat segera meninggalkan Filipina yang dipimpin oleh Kapten Sebastian del Cano menuju Maluku. Dua kapal ekspedisi yang tersisa tiba di Maluku pada tahun 1521 dan pada tahun 1522 mereka kemudian sudah tiba di Spanyol. Pelayaran ini kemudian dikenal dengan sebutan ekspedisi Magelhaens del Cano. Atas keberhasilan ekspedisi ini, Raja Spanyol menghadiahkan sebuah bola dunia tiruan yang berlilitkan ikat pinggang dengan tulisan “Engkaulah yang pertama mengitari diriku”. 6. Cornelis de Houtman dan Pieter de Kaizer Pada tahun 1595, De Houtman bersama Pieter de Kaizer dengan empat buah kapal yang memuat 249 orang awak beserta 64 meriam, memimpin pelayaran mencari daerah asal rempah-rempah ke arah timur mengambil jalur seperti yang ditempuh Portugis. Namun, karena kurangnya pengalaman, perjalanan yang ia lakukan memakan waktu yang sangat lama, yakni 14 bulan. Pada bulan Juni tahun 1596 Cornelis de Houtman bersama rombongan sampai di Indonesia dan mendarat di Banten. Banten pada waktu itu merupakan pelabuhan lada terbesar di Jawa Barat. Kemudian de Houtman meninggalkan Banten menuju ke timur menyusuri pantai Pulau Jawa dan kembali ke negaranya pada tahun 1597 dengan membawa cukup banyak rempah-rempah. Semenjak Cornelis de Houtman menjejakkan kakinya di Indonesia itulah, kemudian orang-orang Belanda mulai melakukan pelayaran-pelayaran liar ke Indonesia mencari rempah-rempah. 7. Jacob Van Neck dan Van Waerwyck Arung samudra yang dilakukan oleh bangsa Belanda kemudian terus berlanjut. Kini giliran Jacob Van Neck dan Van Warwyk yang mengarungi samudra dengan tujuan yang sama mencari sumber rempah di Indonesia. Mereka berhasil mendarat di Banten tahun 1598. Mereka disambut dengan baik di Banten, Tuban, dan Maluku karena kedatangan mereka bersikap hormat dengan penduduk setempat berbeda dengan pendahulu mereka Cornelis de Houtman. Sebab lain Van Neck dan Van Warwyk disambut dengan penuh keramahan oleh para penduduk adalah Banten baru saja mengalami banyak kerugian oleh orang-orang Portugis. Begitu pula halnya dengan Tuban dan Maluku, terlebih lagi saat itu Ternate sudah tidak menjadi sekutu Portugis, malah mereka sedang bermusuhan dengan Portugis dan Spanyol. 8. Sir Francis Drake Dialah orang Inggris pertama yang datang ke Indonesia dalam pelayarannya mengarungi dunia. Drake berangkat berlayar dari Inggris ke arah Barat pada 1577-1580. Dalam pelayarannya, rombongan ini singgah di Ternate dan sempat melakukan perdagangan rempah-rempah kemudian pulang ke negaranya dengan muatan cengkih. 9. Sir James Lancaster dan George Raymond Pada tahun 1591, Ratu Inggris yang bernama Elizabeth I yang pertama mendukung keterlibatan Inggris secara langsung dalam perdagangan rempah-rempah. Sir James Lanchester dan George Raymond atas nama Ratu Inggris tersebut kemudian bersiap dan mengadakan pelayaran. Lanchester berhasil mencapai Aceh dan Penang dan sampai di Inggris pada tahun 1594. Pada tahun 1600, Elizabeth I memberikan hak oktroi kepada maskapai atau organisasi dagang Inggris EIC. Pelayaran pertama maskapai dagang ini di pimpin oleh Lanchester dan pada bulan Juni 1602, berhasil tiba di Aceh dan terus menuju Banten. Akhirnya, dia mendapat izin membangun kantor dagang. Pelabuhan Banten inilah yang menjadi pusat kegiatan orang-orang Inggris sampai tahun 1682. Pada saat itu, Inggris memperoleh kemajuan di wilayah Asia. 10. Sir Henry Middleton Pelayaran kedua EIC di pimpin oleh Sir Henry Middleton di tahun 1604. Dia kemudian berhasil mencapai Ternate, Tidore, Ambon, dan Belanda. Antara 1611-1617, mereka mendirikan kantor-kantor dagang di Sukadana Kalimantan Barat Daya, Makassar, Jayakarta, Jepara, Aceh, Pariaman, dan Jambi. Melihat kenyataan ini Belanda kemudian marah dan berkomplik dengan Inggris. Belanda menganggap bahwa cita-cita mereka dalam memonopoli perdagangan telah terlepas. Demikian Penjelasan Materi Tentang Tokoh-Tokoh Dunia dalam Penjelajah Samudra dan Gambarnya Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi CE87SP.
  • n54xxcbs9u.pages.dev/31
  • n54xxcbs9u.pages.dev/250
  • n54xxcbs9u.pages.dev/141
  • n54xxcbs9u.pages.dev/159
  • n54xxcbs9u.pages.dev/95
  • n54xxcbs9u.pages.dev/188
  • n54xxcbs9u.pages.dev/271
  • n54xxcbs9u.pages.dev/4
  • n54xxcbs9u.pages.dev/96
  • bartholomeus diaz diutus raja portugis untuk mengatur perjalanan ke